Pages

Tuesday, December 04, 2007

revolusi tunggangan..


Berdasarkan review terakhir terhadap rencana keuangan keluarga *tsah*, dengan terpaksa kami memutuskan untuk 'menyekolahkan si gadjah', satu2nya tunggangan kami yang paling nyaman (ya iyalah namanya juga paling ya pasti cuma ada satu..). Keputusan ini membawa beberapa konsekuensi wajib, misalnya : Shaby pergi dan pulang sekolah harus numpang tetangga sebelah karena tak mungkin kami berboncengan berempat, Bapak, Mama, Shaby dan Mbak Yun, selain demi alasan keselamatan juga daripada dicegat anak2 kecil karena dikira sirkus lagi atraksi :D, Untuk beberapa urusan tak penting biasanya kami menyertakan Shaby dan/ atau Zulmi yang mana sekarang harus dipilih waktu dan 'perlengkapan perang' yang tepat yaitu tidak sedang hujan dan perlengkapan yang dimaksud adalah pakaian lengkap :p, jaket dan helm kecil. Pada saya dampak ini mestinya tidak terlalu terasa, mengingat dari dulu saya, yang terbiasa dengan keterbatasan berkendara, tidak punya pilihan lain selain menggunkan alat transportasi umum. Jadi pada kondisi saat ini dimana saya punya tukang ojeg handal yang siap mengantar kemana saja kapan saja *hay mas :-* *jauh jauh lebih menyenangkan daripada dulu saat kemana-mana harus ngangkot. Tapi yang terjadi adalah badan saya ini langsung berasa 'not so delicious' beberapa hari setelah kepergian gadjah. Entah usia yang makin renta menyebabkan daya tahan tubuh pun menurun drastis, ataukah memang perubahan cuaca dan kondisi badan yang kurang fit yang menjadi penyebabnya *ini bukan pembenaran*. Kalau kata suami saya sih karena sudah kebiasaan manja aja *oh yeah..* Omong-omong tentang keterbatasan pilihan alat transportasi, ada juga lho hikmah yg bisa diambil dari kondisi ini, daya tahan tubuh kita dikondisikan untuk menjadi 'lebih kuat' dan juga 'kreatifitas' dalam melihat dan mengambil kesempatan juga amat terasah, setidaknya hal itu yang saya rasakan :D. Daya tahan tubuh lebih kuat akan terbentuk melalui keharusan untuk berangkat jauh lebih pagi, berebut angkot -bila perlu mengejar- dengan para kompetitor yang tak jarang berbadan kekar dengan tenggoran maut, berjejaljejal di angkot, apalagi kalo pas ujan trus dapet tempat duduk paling ujung deket pintu..pfiuhh..seger benerr... Nah berangkat dari kondisi2 diatas, mau tak mau kita jadi jeli menangkap peluang untuk bisa berkendara lebih nyaman, maksudnya lebih tebel muka kalo mo nebeng, ato sekalian nodong minta dianter pulang hehehe. Yang semacam ini tentu saja bukan tanpa risiko, namanya juga gratisan. Pernah suatu ketika, saya nodong seorang teman minta dianterin pulang, ditengah jalan dia bilang bensinnya mepet. Yodah, mampirlah kita di pom bensin. Pas ngisi bensin, saya berdiri di belakang motor sambil bengong2 aja ngeliatin meteran bensin. Nah begitu selesai, jok ditutup lagi temen saya ini langsung njalanin motornya, saya masih positive thinking aja, mungkin biar antrian di belakang bisa bergeser. Jalanlah saya, yang masih pake helm itu ngikutin motornya dia. Tapi, lha kok tambah lama tuh motor tambah kenceng, mulai dah saya lari, tetep dengan helm di kepala. Sampai agak jauh saya baru nyadar, keknya ada yg ga beres, jangan2 ni anak lupa kalo tadi ngangkut saya. Bener deh, masuk kembali ke jalan raya dia langsung ngacir berbaur dg kendaraan lain, halah...nasib.. mana ga ada angkot yang langsung ke rumah yang lewat depan pom itu. Pas saya sudah agak lama bengong sambil mikir2 angkot apa yg paling cepet dari situ, datanglah si teman saya ini sambil nyengir2 kuda dan sejuta permintaan maap karena lupa ninggalin saya disitu *hiperbolis sih, keknya dia ga nyesel2 amat, mungkin malah bersyukur kali ya, supaya saya kapok ga nebeng dia lagi..huh in your dream!! besok2 malah kalo saya nebeng saya pakein tali deh tuh lehernya biar ga bisa melarikan diri hihihi >:)*

Kembali ke situasi saat ini, dalam beberapa kesempatan yang 'mengharuskan' kami pergi berombongan, andalan satu2nya adalah mobil pinjaman dari kantor yang tentu saja baru bisa dipake selepas jam kerja. Ketika akhirnya kami mendapat ganti si gadjah, wah bukan main senangnya para krucil itu, mereka lonjak2 minta jalan2 pake mobil 'baru', si Zulmi yang sedang kemaruk ngomong loncat2 sambil teriak "hoyee obi bayuu..jayan jayan naik obi bayuu (baca : hore mobil baru, jalan-jalan naik mobil baru..)" hicks..terharu ngeliat kebahagiaan mereka, walopun si mobil 'baru' ini ga senyaman pendahulunya, mereka enjoy ajah dan alhamdulillah kami bisa pergi berombongan lagi (walopun sekarang 'member only' karena keterbatasan tempat) tanpa takut kehujanan dan kepanasan :)

Monday, July 30, 2007

drama sebabak...

Situasi : Shaby sepedaan muter2 halaman dan mbrentiin sepeda dengan cara nabrak mobil bapaknya dengan sengaja
Shaby : yaaa nabrak.. *ketawa-tawa*
Zulmi : e..e..e..e.. *sambil nggoyang2in telunjuknya niru cara mama kalo ngelarang dia jumpalitan di kasur*


Situasi : Shaby dan Zulmi lagi jumpalitan guling2an di kasur, tiba2 Shaby njedukin kepalanya sendiri ke tembok
Shaby : *duk* ..aduh..sakit dek, mbak kejeduk dek..disayang mbaknya dek..ayo disayang..
Zulmi : *berhenti guling2an dan bergegas menghampiri mbaknya, lalu memeluk dan menciumnya*

Friday, April 20, 2007

Invasi para 'alien'

Organisasi yang baik salah satunya adalah yang fleksibel dalam merespon perubahan, saya biasanya ngomong begini dengan gaya mencibir karena reorganisasi yang sekarang sedang merambah Unit kerja saya berkesan setengah-setengah. Diacak-acak dulu konsekuensinya pikir kemudian. Entah apa yang ada di kepala para dewa kahyangan itu, lha wong ngerubah organisasi tapi SDMnya nggak dipikirin mo digimanakan. Ya sudahlah, mau ga mau perubahan sudah terjadi. Unit kerja saya dan salah satu Unit yang dulu menjadi 'anak' Unit saya sekarang digabung menjadi Unit baru dengan lingkup kerja yang 'lebih luas'. Nah salah satu konsekuensi penggabungan adalah para makhluk Unit subsidiary tadi masuklah ke Unit kerja saya. Sebagai 'pendatang' tentu saja orang2 lama berlabel baru ini mau ga mau harus beradaptasi dengan situasi, kondisi dan ritme kerja kami, ketika kemudian ada yang keberatan membaurkan diri, maka jadilah dia serupa alien di tengah orang2 'normal' hehehe. Saya tak habis mengerti bagaimana seseorang bisa keukeuh untuk berdiam ato malah berputar-putar di dunia kecilnya sementara dunia nyata yg lebih besar di luarnya seperti ga dianggep. Yah, berawal dari keengganan untuk mempelajari proses bisnis, sampe kebiasaan dan karakter2 lingkungan sekitar sampai karakter dasar manusianya yang memang 'menguras kesabaran' membuat aku, kami lebih tepatnya, sedikit enggan pula berhubungan dengan beberapa alien ini. Selama ga harus bersinggungan dengan mereka, aku menjaga jarak agar tak menderita kelelahan batin lebih lanjut. Tak berhenti sampai disana, anak2 hasil preemployment program terbaru ada juga yg dikirim ke Unit kami, sekali lagi selalu ada yg anomali dalam setiap kelompok, dan malangnya si anomali ini salah satunya ditempatkan di Unit kami, oh tidaaaakk.. Sebetulnya aku, dan sebagian besar orang-orang muda di sini tak meragukan kompetensi mereka dan memahami pula pola pikir mereka yang masih segar dan penuh idealisme. Tapi sekali lagi kawan, attitude, jangan pernah lupakan itu.. Tidak peduli seberapa pintar, dan seberapa cemerlang ide-ide mu, tapi kalau cara yang kaupilih tak elok, maka sebenarnya kau sedang membentengi dirimu sendiri dari lingkunganmu. Mungkin ada orang2 SDM yang kebetulan baca postingan ini *ada ga ya..* tolong, pikirkanlah konsekuensi perubahan organisasi terhadap karyawan dan, oia satu lagi, berilah bobot lebih besar untuk attitude pada kriteria penilaian jika kalian akan merekrut orang lagi tahun depan...

Thursday, April 19, 2007

Pembina upacara (dan ajudannya)

Sebagai BUMN yang katanya sudah berbudaya kerja seperti perusahaan suastah dan bercita2 menjadi kelas dunia *halah*, perusahaan tempat kami bekerja masih menjadwalkan acara upacara bendera tiap bulannya. Yup ! Upacara bendera! Kegiatan yang sudah lama saya tingalkan, tepatnya sejak ga ngambil mata kuliah Kewiraan yang mengharuskan para mahasiswa mengikuti upacara, diabsen pula! Entah siapa yang menyuntikkan ide aneh itu ke Pak Dosen Kewiraan kami dulu, dimana kehadiran di upacara bendera berbanding lurus dengan nasionalisme yang otomatis berbanding lurus pula dengan nilai kewiraan, yeah!!

Bulan April, bulannya kaum wanita, bulan dimana para petugas upacara semuamuanya wanita. Tidak ada yang aneh sebenarnya, sudah biasa setahun sekali begitu adanya. Bahkan ketika seorang staf SDM memberitahukan tugas saya tahun ini menjadi ajudan pembina upacara. Nyantay, cuman berdiri2 tok, sambil menikmati terpanggang sinar matahari, mendingan lah daripada berdiri dan terpanggang pake harus teriak2 pula hehehe. Pertanyaan saya waktu itu hanya satu : siapa pembina upacaranya ? dan jawabannya sungguh menentramkan : kalo ga Manajer UP ya Manajer UPHAR.. owgh oke deh I'm in. 'Masalah' kemudian muncul ketika 'secara mendadak' para dewa di kahyangan mengundang para manajer dan deputy terkaitnya untuk pra raker selama 2 hari ya pas upacara bendera itu. Sebetulnya ini tak jadi masyalah jika suami saya, yang walopun berbeda Unit tapi masih satu lingkungan dengan Unit saya, tidak ditunjuk menjadi Pelaksana Harian Manajer Unitnya. Atau gini deh, ga akan jadi masyalah juga kalopun dia ditunjuk menjadi PH Manajer tapi tak ada jadwal upacara bendera dimana saya jadi ajudan pembina upacaranya. Jika yang terjadi adalah gabungan keduanya, dimana suami jadi PH Manajer yang otomatis pula harus menjadi pembina upacara dimana saya menjadi ajudan, maka mungkin peserta upacaranya pada bubar dan kami disuruh upacara sendiri. Lho? kok mungkin ? bukannya titah menjadi ajudan sudah diiyakan? tenang..tenang.. sebetulnya saya tergoda juga untuk menguji ketahanan mental (ato lebih tepatnya 'ketebalan wajah') dengan tampil di podium berdua suami, bahkan sempet juga beride gila bawa gentong saweran (kan berasa mantenan lagi hehehe). Tapi rupanya event organizer upacara bendera alias bagian SDM berpikiran lain, pada detik terakhir dengan alasan demi menjaga kemaslahatan umat dan kekhusyukan jalannya upacara, aku harus tukeran posisi sama si eneng yang sedianya memimpin tim paduan suara.

Yo wes, akhirnya kesempatan once in a lifetime itu melayang deh, padahal kan seru juga kalo pas difoto, pembina dan ajudannya ternyata adalah pembina dan ajudan di kehidupan nyata, tsaahh.. Masih inget reaksi para krucil anak2 magang ketika saya memasuki lapangan upacara, dengan senyum luebar kek anak kecil dapet mainan baru mereka menyambutku dan mulai menggoda2, maap mengecewakan ya nak, tapi kethoprak humornya ga jadi.. lain waktu mungkin hehehe...

Wednesday, April 18, 2007

'weird' conversation

Situasi : Mama dan Shaby baru masuk ruangan, bapak lagi 'nguplek' sesuatu :
Mama : Assalamualaikum..
Shaby : Heyy Bapak..apa yang kaulakukan..
Bapak : !@#$%^&*()

Situasi : Kacamata Bapak ketinggalan di kamar mandi, Bapak lagi asik baca koran di depan tivi
Shaby : Pak..Bapak..
Bapak : ya mbak..
Shaby : ini lo cakamatanya (baca : kacamatanya) kok ditinggal di kamar mandi sih, nanti pecah lo ya..
Bapak : iya mbak, makasih ya.. !@#$%^&*

Situasi : Mama ngeloni Zulmi yang memang sudah ngantuk banget, Shaby ngeyel pingin ikut ngeloni, Bapak 'mengawal' Shaby agar tak menimbulkan 'keonaran'
Shaby : *nyanyi2 dan ngoceh sendiri*
Bapak : Sstt..Mbak Shaby diem ya, jangan ribut, adek ngantuk tuh ...
Shaby : iya..*tetep nyanyi2 dan ngoceh sendiri*
Bapak : ayo kluar aja ya kalo Mbak Shaby ribut..
Shaby : nggak mau..*keukeuh ga mo brenti nyanyi dan ngoceh*
Bapak : *dah mulai jengkel* kalo ribut aja, ntar mulutnya tak jahit lo..
Shaby : wah..Mama nanti nggak bisa ngomong lagi ya kalo mulutnya dijahit..
Bapak : !@#$%^&*

Situasi : Bapak lagi ribut nyari kacamata, mo dipake keluar..
Bapak : Mana ya kacamata..nah ni dia..
Shaby : Pak, jangan pake cakamata itu, pake cakamata ganteng aja..
Bapak : ???
Shaby : Ini lo Pak, bentar ya tak pakekan ya Pak.. *ngambilin kacamata 'serep'nya si Bapak dan memakaikannya ke si Bapak yg cuma bisa bengong*

Situasi : Di mobil, dalam sebuah perjalanan pulang
Shaby : Ma, ikan ga bisa ngomong ya ?
Mama : Iya, kalo bisa ngomong kan serem Mbak..
Shaby : Dek Jum juga ga bisa ngomong ya, berarti Dek Jum kayak ikan ya..
Mama : ???

Situasi : Shaby nguplek2 tas Mama dan berhasil 'menculik' HP lalu 'berbincang dengan seseorang di seberang sana'
Shaby : Halo, iya.. besok ya..iya iya..disini..heheheh, aku juga ya..hehehe..
Mama : Mbak Shaby, lagi ngapain ?
Shaby : Telpon..*sambil nutup telpon*
Mama : Telpon siapa ?
Shaby : Hamtu.. (maksudnya hantu)
Mama : ???

Situasi : Mama sedang dalam usaha dengan berbagai cara membujuk Shaby supaya mau mandi. Shaby dengan berbagai cara pula berusaha berkelit dan menghindar, salah satunya dengan berbugil ria berjoged dangdud
Mama : Mbak, ayo mandi dulu..
Shaby : Nggak mau..*terus joged2*... Mama tak wiwiki..hiiiii *melompat ke pangkuan Mama dan terus geyalgeyol*
Mama : Lah, ayo cepetan, ntar tak pungpungi loh..
Shaby : Biarin, Mama tak udeli weee...
Bapak : ???? itu ngomong apa aja seh?

Baru 2,5 tahun dan baru satu yang bisa ngomong, nggak kebayang kalo ntar si adek sudah bisa ngomong, sang kakak sepertinya akan mendapat 'lawan' seimbang, secara baru bisa teriak aja sudah dah lomba jejeritan tiap hari...

Thursday, March 15, 2007

undangan manten

Undangan manten memang selalu istimewa, apalagi kalo ada potonya ( as for me, saya ga tega foto saya dibuang ke tempat sampah pas tanggal undangannya sudah lewat..). Saya suka aja ngeliat para calon manten itu (waktu dipoto biasanya masih calon manten kan ?!?) dalam berbagai pose yang sepertinya bersaing menunjukkan kemesraan dengan pasangannya masing-masing. Seperti siang tadi, ketika mampir di Keuangan dan ga sengaja liat undangan manten tergolek di meja, reflek saya pungut karena tertarik pada potonya, kok wajahnya familiar ya.. batin saya. Pas baca nama pengundang dan mantennya, saya langsung ilfil.
Jadi ceritanya, saya, suami dan si pengundang bekerja di instansi yang sama. Nah, si calon manten ini, dulunya ...way before I joined this company, pernah 'dikenalin' ke suami saya, yang ternyata 'proyek perkenalan' itu ga sukses *ya iyalah, kalo sukses ga jadi suami saya kan..* Entah siapa yg 'ga doyan' sama siapa, yang jelas buat saya itu masa lalu dan tak jadi masalah, buktinya saya masih bisa bermanis muka pada para 'mantan calon' yang lain. Ketika kemudian si pengundang tak hadir ke pernikahan kami, saya mulai bertanya-tanya kenapa ya ? tapi saya masih coba berpikir positip, mungkin memang ga bisa datang, lagipula kami kan hanya kolega, teman sekantor. Tapi ketika dalam beberapa kesempatan kami berjumpa dengan si pengundang, secara kita tinggal di kota kecil yang sangat memungkinkan untuk sehari ketemu dua tiga kali, dan saya yang secara pribadi sama sekali tidak mengenalnya tapi berusaha menyapa, well tidak dengan kesadaran sendiri sih berusaha menyapanya, lebih tepatnya dengan paksaan dan desakan suami, wajar dong kalo saya muangkel sapaan saya dicuekin, entah dengan sengaja ato enggak, saya sudah mulai ga mau tau. Dalam beberapa kesempatan berikutnya mereka malah pura-pura ga tau, owgh! Ya sudah, saya paham kalo bendera permusuhan sudah dikibarkan, tanpa saya tahu apa salah saya. Ketika kemudian di pengundang ini pensiun saya lumajan lega, tapi rupanya dia 'menitipkan' anaknya, si calon manten, ke koperasi kantor kami. Well, selama ga berhubungan apalagi bikin masalah dengan saya sih ya ga masalah. Tapi rupanya, si calon manten ini menempati posisi kasir koperasi, yang mana pada suatu masa ketika saya harus mengambil SHU, saya harus berhubungan dengannya, oh tidak! Masalah pun datang ketika saya, seperti biasa, mengambil SHU milik suami saya. Ibu kasir Unit saya bisa sukses mengantongi SHU suaminya, yang notabene satu Unit dengan suami saya, sementara saya, harus pakai surat kuasa, owgh! nyolotlah saya seketika, "kalo Bu Bin bisa, kok saya ga bisa, kenapa?" sakit hati sekali kan, secara terang2an dideskriminasi begitu. Dasarnya saya paling males ribut apalagi memperpanjang masalah dengan mempertaruhkan reputasi kami, pokoknya kalo dia ga kasih yo wes *tapi sambil memandanginya dengan level kejudesan paling tinggi penuh intimidasi* :)) Walopun akhirnya SHU suami berhasil saya kantongi tanpa harus bikin surat kuasa, tapi kejadian itu telah benar-benar membawa saya amatsangat ga mau berhubungan lagi dengan si calon manten *eh kecuali nanti saat pengambilan SHU tahun ini* , apalagi dateng ke kawinannya, OGAH!! NO WAY !! NEHI !!

Wednesday, March 14, 2007

pada suatu sore hujan di pos polisi

bukan, bukan kembali ke rutinitas lama itu yang aku takutkan
apalagi keruwetan dan kelelahan karenanya
saat-saat itu kadang kurindukan
aku hanya tak punya jawaban
jika datang sebentuk tanya
dari mereka
kenapa ?

Friday, March 09, 2007

what a (not so) great week..

senin
rasa, entah apa (baca : sedih, sebal, marah, sayang, unwanted), masih sedikit bersarang di hati setelah 'pertikaian' dengan shaby, ketika boss baru datang dan menitahkan saya ke Jakarta hari kamis, untuk rapat dengan topik yang saya ogah membahas. rasa bimbang antara nurutin ide suami untuk beli hape baru sekarang atau nunggu cuti tahunan dan bertahan selama 2 bulan tanpa hape kembali melanda. kan mau berkelana, ntar kalo mo pesen tiket, konfirmasi dan segala tetek bengeknya gimana yak ? oia, hape saya ilang, well sebetulnya setelah dicermati, ini semacam siklus 3 tahunan. pertama kali kehilangan hape tahun 2001, hape emak sih sebenernya, tapi saya pinjem karena dalam proses alih kepemilikan pada saya, eh malah ilang, ya udah 2 bulan gaji ludes buat beli hape dan ngegantiin hape emak. kedua, tahun 2004, pas lahirannya shaby dan kami semua mudik ke rumah ortu saya. diantara para penjenguk bayi rupanya ada yang naksir hape ungu centilku dan kebetulan si oknum ini kreatip, sehingga dalam kunjungan menjenguk bayi dia bawa pulang oleh2 hape *sigh*. yang barusan kejadian, lebih tragis lagi, hape saya ilang di rumah sendiri, dayang2 sepertinya ga mungkin melakukannya, mungkin orang luar yang kesengsem liat hape keren bergeletakan di meja makan, secara geografis rumah saya sepertinya kondusif untuk kegiatan malingmemaling, dan ini tahun 2007, oh well, saya jadi males beli hape kalo 3 tahun lagi musti ilang lagi...
selasa
pagi hari sedikit tercerahkan ketika pak bos membatalkan titah bepergiannya, pertama jadi ga usah nyiapin data, kedua beli hapenya 2 bulan lagi aja. saya tersesang flu yang ogah2an, lha gimana, wong batuk juga jarang, tapi sekalinya batuk sampe muntah, pilek enggak tapi suara jadi sengau dan kepala bengel, pusing tiada terkira, seperti ada seliter lendir di kepala saya, yaiks!! sorenya pak bos datang untuk mencabut pembatan titahnya, saya tetep ke Jakarta. kalang kabut nyiapain data dan bikin sppd.
rabu
sudah janji sama shaby, mo ngedaftarin ke playgrop, izin dateng telat ke pak bos dengan harapan dateng pagi2, segera dilayani, nganter shaby ke rumah, balik ke kantor, jadi ' cuma' telat sejam. ternyata harigini untuk daftar playgroup aja prosedural sekali, jam 9.15 baru nyampe kantor. zulmi dari pagi rewel, seperti kesakitan, badan gak panas. nyampe kantor pun gak tenang mikirin zulmi, sampe akhirnya tetangga nelpon ngasih tau si zulmi nangis jejeritan kalo pipis, mungkin infeksi saluran kencing. menjelang makan siang balik pulang nengok zulmi, langsung ngedaftar ke rs, dokter anak langganan kebetulan cuti, jadi wes seadanya dokter anak yang praktek siang itu. dapet resep plus keterangan yang agak 'menganjal' : cek urin mutlak dilakukan, hasil bawa kembali ke pak dokter, bila dirasa perlu dikhitan sajah..ohh tidak, jangan lakukan pada zulmiku :(( masih musti muter nyari obat, yang sepertinya agak 'langka' entah kenapa. balik kantor, ngurus sppd ngurusin tetek bengek pesan memesan tiket yang ternyata riweuh kalo dilakukan tanpa hape, secara kan ga enak pake telpon kantor, tapi akhirnya kulakukan juga, terpaksa bow..sampe tiket diantar, sppd belum turun, bos besar ke kantor pusat, jadi yah, pinjem si eneng buat bayar tiket, makasihya neng, smooochh..!!! sampe rumah zulmi masih belum membaik, terpaksa mengirim sinyal SOS pada eyangnya alias emakku untuk njagain zulmi besok, dengan catetang : kalo ga repot... pulang ke rumah, mampir dulu di apotik ngambil pesanan obat.
kamis
terbangun karena tangisan zulmi, yang bobo sama bapaknya, dan shaby yg tiba2 lengket minta gendong, bikin makin males berangkat. flu yang semakin merajalela, ga mempan 'hanya' dengan minum actifed, badan rasanya remuk setelah 'marathon jiwaraga' kemaren. hape suami yang dipinjam setengah paksa, abis batre di bandara pas mo berangkat, bagusnya : ga bawa chargernya, jadi yah..niatan untuk memantau zulmi dari jauh tidak terlaksana. dilanda kebosanan akut pas rapat, yang untungnya cepet selesai. sempet nonton pameran buku islami di istora, tapi badan ga bisa diajak kompromi, jadi cuma sebentar blanjablanji bukunya trus ngendon di depan nunggu bapak2 rombongan. nunggu lama di bandara, ga berselera tour de terminal karena badan makin remuk. kabar batre abisku tak menggugah empati satu pun anggota 'rombongan lenong' itu, padahal pingin banget nelpon ke rumah. untungnya ga delay, sampe surabaya musti muter2 sebentar nganter rombongan, badan sudah mati rasa, mual banget, hanya berharap akan mendapatkan belaian minyak kayu putih penuh tatih tayang dari suami di rumah. sampe rumah, emakku blon pulang, dah ga tahan lagi, menguras isi perut dan tergeletak takberdaya, suami cuek, pasti sebel karena sudah ngerampok hape tapi masih juga untouchable, sudah saya jelasin ihwal batre abis, masih cuek, belakangan ngaku kalo ga enak badan dan sudah muntah2 juga di kantor, owgh.. yo wes sama2 sakit, ga usah saling ngerepoti, mo minta tolong si emak, eh ternyata sudah mo pulang, kesian kemaleman, akhirnya tidur ngelingker, setelah nitipin zulmi ke mbak dayang.
jumat
zulmi dah baikan, alhamdulillah, badan saya tetep ga jelas rasanya. laporan hasil rapat, setor 'utang' kerjaan sebelumnya, leyeh2. tanpa bermaksud untuk jd ms complain, saya lelah jiwaraga. pergi ke dokter jaga, dapet resep yang dikirim ke saya sudah dalam bentuk obat, jadi ga perlu ke apotik dan tetekbengeknya. sppd sudah turun, yay!! hari yang (lumajan) indah, Alhamdulillah ya Allah...

Friday, March 02, 2007

Luv U Mom...

Sebelumnya saya tak pernah membayangkan bahwa seorang ibu akan dengan mudah bisa merasa nelangsa oleh kelakuan 'remeh temeh tak disengaja' anaknya, sebelum kejadian malam itu.. Ketika kami bertiga (saya, suami dan si sulung, Shaby) sedang asyik leyeh2 di tempat tidur, dan saya melontarkan pertanyaan iseng, "Mbak Shaby sayang gak sama mama?" "Nggak!"(dengan wajah juwdues sepenuh hati) "Kalo sama bapak?" "Sayang..."(wajahnya jadi senyum2 sambil menatap manja ke bapaknya) owgh... Ini bukan yang pertama kali dia mengungkapkan 'permusuhan' nya pada saya, but somehow untuk pertama kalinya saat itu saya merasa seperti tertusuk duri yang tak tampak. Ketika segala daya upaya yang saya lakukan untuk merebut hati dan perhatiannya untuk sekedar berucap, "Mbak Shaby sayang sama mama.." hanya berujung penolakan dan 'huruhara' , (well..paling bagus sih dia bilang begitu kalo ada maunya, yeah..mengambil hati adalah salah satu kemahirannya memang) saya jadi makin nelangsa, dan akhirnya saya menangis..

Saya merindukan mama saya, betapa sering saya dulu membantahnya, betapa sering saya menolaknya, betapa saya, pernah pada suatu masa, bertekad untuk tidak menjadi ibu yang seperti dia, betapa saya, seperti Shaby, bahkan tidak menyadari jika telah menyakitinya.. Seperti memasuki cermin dan bertukar tempat dengan bayangan, itulah yang saya rasakan. Shaby adalah cerminan saya di masa lalu dan saya seperti ditunjukkan, sakit yang mungkin mama saya rasakan akibat tingkah polah saya. Tanpa saya sadari, saya mungkin bahkan telah menjadi ibu yang buruk untuk Shaby, sampai2 dia tidak ingin menjadi ibu seperti saya, persis seperti keinginan masa kecil saya, ga pingin jadi mama kayak mama! Mungkin mama mendidik saya dengan keras sehingga saya mengartikan cintanya secara menyakitkan dan sekarang Shaby merasakan hal yang sama. Saya tidak ingin dia merasakan apa yang saya rasakan dulu terhadap mama saya. Maafkan mama ya Nak, mama perlu belajar untuk jauh lebih sabar menghadapimu, and to my mommy, I luv u...