Saya mendapat surat cinta. Literally. Surat cintanya ditulis dengan pensil yang ujungnya 'bunjel' di sticky note warna pink berbentuk hati yang saya kenali sebagai pemberian saya ke si sulung, Sheby. Kejadiannya sudah minggu lalu sih. Beberapa kali saya menerima telpon dari rumah mengabarkan si bungsu, Zulmi, rewel pengin membetalkan puasa, haus katanya. Dibujuk-bujuk akhirnya sambil menangis dia mau terus melanjutkan puasa. Tapi lalu HP saya berdering lagi, kali ini dia menolak mengaji, dengan alasan malu sehabis menangis matanya bengkak, nanti diejek teman-teman katanya.
Jadilah dia tidak mengaji sore itu. Ini entah sudah yang keberapa kali dia bolos mengaji dengan berbagai alasan, usut punya usut ternyata hari-hari dia membolos adalah hari dimana sang kakak les bahasa inggris, sehingga jadi agak terlambat datang ke TPQnya. Beberapa kali pula dia berjanji tidak akan membolos lagi walaupun kakaknya terlambat karena harus les dulu. Dan saya memegang janjinya. Hari ketika dia membolos untuk kesekian kalinya, saya cuekin dia, tidak ada peluk cium ketika saya baru pulang dari kantor, berpura-pura tidak mendengar ketika dia bercerita, pokoknya serasa dia tidak ada. Dan dia menangis lagi, saya jadi tidak tega. Saya pegang janjinya sekali lagi.
Dan tebak apa yang saya dapat keesokan sorenya sepulang kantor, ya.. surat cinta itu ! Dengan riang gembira dia menjawab salam sambil menyembunyikan kedua tangan di balik punggung, "ada kejutan buat mama.."
"mana..mana.."
"tarara...", sambil mengulurkan surat cintanya
"terima kasih ya dek, alhamdulillah mama seneng banget adek rajin ngaji.."
serasa meleleh mama bacanya Zul, maafkan mama ya Nak, mama cuma ingin Zulmi jadi anak sholeh dan rajin mengaji.. :)
Gambar diambil dari sini






















