Pages

Sunday, March 20, 2005

what's the story ? morning glory!?

After a little bit refreshment from my weekend, now I'm back to a real life!! hmpff...I do'nt like Monday syndrome sounds so klise but here I am,at the beginning of the day, not having any spirit to get up the bed and unfortunately, It's Monday !!

Bosku baru pulang dari Jepang, bukan kedatangannya yang membuatku kehilangan selera memulai hari ini,bukan pula tipisnya kemungkinan mendapat oleh2 darinya hehehe...tapi lebih kepada sebentar lagi aku akan menghadapi dunia baru, dalam arti sesungguhnya. Bosku pindah bagian, menurut Big Boss tak ada yang menggantikannya, segala tugasnya otomatis dilimpahkan padaku...pheeww..Technically, insyaallah aku bisa, masalahnya..sudah ada oknum2 yang dengan cara2 halus mulai memanfaatkan keadaan dengan 'berenang dalam keringat org lain' (ciiee istilahnya gaya sekali..) Pada orang2 semacam inilah aku takut tak bisa mengendalikan diri, aku bisa dengan tegas menolak 'diperah' demi keuntungan oknum2 itu, tapi aku belum bisa membungkusnya secantik mungkin mereka takkan tersakiti, walaupun sebetulnya menurutku mereka layak menerimanya. Belum lagi orang2 yang dulu kupadang 'lurus' karena kalo ngomong selalu 'dibumbui aroma religi' but when it comes to 'money' then they turns just like everyone elses he'd ever claimed as 'bad guy' and even worse....Somehow I feel like a complete idiot..It's a real world I have to face now..

tetangga oh tetangga...

Never stop wondering what's in their mind, kok bisa2nya dalam segala suasana setiap saat setiap waktu ada aja bahan obrolan tentang siapa saja. Si A ngomongin Si B, Si B ngomongin Si C, dan sebaliknya,Si C ngomongin Si A begitulah.. lingkaran setan itu tiada terhenti..dan terusterang aku kagum juga dengan cara mereka mencari berita,rruaarr biasaa!! kalah deh wartawan infotainment!! Dengan 'kemampuan mendengar' ku yang diatas rata2 (mendengar dgn takzim,didukung bahasa tubuh yang kondusip,sedikit kulik2 dgn cara halus..kalo rasa ingin tauku sdh tergelitik) mengalir deh segala informasi 'penting' yg up to date hehehe. And I'll directly publish it exclusively for my hubby, limited edition..jadi kami tak ketinggalan info seputar tetangga di perumahan (tentu saja ada info2 yang memang layak diketahui seperti tetangga yang lagi sakit, semprotan demam berdarah, iuran RT dll).
Sebelum menikah kehidupan bertenaggaku amatsangat mengasyikkan, tentu saja karena tak harus menghadiri arisan dan bebas 'persaingan' ketat karena tetangga2 mamaku cenderung cuek. Tapi sekarang tinggal di komplek perumahan dinas sedikit banyak membuatku bete surete, setidaknya pada awal2nya. Bagaimana tidak, sekembali dari honeymoon langsung deh disambut tatapan mata 'want to know' dari tetangga kanankiri serusekalian alam, belum cukup hanya menatap diutuslah salah seorang anaknya untuk bertanya ini dan itu bak wartawan profesional, kesian sekali si kecil itu dieksploitasi ibu sendiri..pas isengku lagi kumat, kuberikan cerita lengkap (cencored edition ofcourse, kan wartawannya msh di bawah umur!) dengan gaya hiperbolis hehehe trus kusertakan pula poto2 honeymoon kami hehehe biar nyaho nyokapnya!! Pokoknya dari awal sudah kutanamkan ke mereka to stay out of my privacy, sepertinya di jidatku kutuliskan gede2 "MIND YOUR OWN BUSINESS" Bukannya aku antisosial (well, ada juga fase itu dalam hidupku..) tapiketika mereka mulai mengorek2ku, memancing2 dengan komentar2, aku bisa dengan tegas (campur judes!) menangkis dan berkelit, 'menyerang' balik bila perlu dengan pedas tapi kena, just to let them know, dont mess up with me. Kita bertetangga okelah, tolongmenolong itu harus, tapi ketika tiba pada persoalan rumahtangga dan bersigat pribadi, jangan mencoba mengulikku ! Perkara ngomong iniitu di belakanku, itu terserah, cuma kalo mo di confirm di depanku, aku dengan senang hati berbagi asal bukan hal2 pribadi.. Suamiku suka kagum pada kemampuanku yang satu ini, hehehe, katanya aku selalu menemukan cara pintar 'menandai daerah kekuasaanku' hehehe. Tapi begitulah bertetangga, somehow they make my life more colourful, aku jadi belajar berbagai macam tipe orang dan cara menghadapinya, termasuk melatih ketajaman insting dan lidah..thx my 'beloved' neighbours..u guys thought me a lot in an unbelievebly strange ways, hehehe...

Friday, March 18, 2005

while u were sleeping..

Shaby batuk pilek ? itu sudah pernah dialaminya sejak berusia 2 minggu. Mungkin karena ASIku yang macet (dia cuma minum ASI seminggu) daya tahan tubuhnya juga tak sebaik bayi2 yang minum ASI. Shaby batuk pilek lagi minggu lalu, badannya anget. Panasnya naikturun, pasti gara2 pilek, lendirnya tak bisa keluar. Aku bawa dia ke klinik fisioterapi buat di therapi uap pake nebulizer, disana dia jejeritan, mungkin takut..atau bosan. Malamnya dia makin panas, malam2 menemaninya tidur menjadi amat sangat panjang dan mengkhawatirkan, melihatnya telentangtengkurapmiring tak menentu. Panasnya 39,3, tak ada nanti2 lagi, tak ada kompromi, segera berangkat ke Rumah Sakit. Panasnya agak reda walaupun masih tinggi, obat penurun panas telah dimasukkan paksa lewat duburnya, begitu juga jarum infus dan jarum suntik buat tes darah. Aku menyaksikan bayi kecilku menangis keras sampai tak keluar air mata, dan mendapat tusukan demi tusukan,Ya Allah biar saya saja yang menanggung sakitnya..Air mataku meleleh ketika melihatnya lama2 pasrah,menangis tanpa suara, ditahan ya Nak, Mama disini menemanimu.. Suhu tubuh yang tinggi dan hidung yang tersumbat bahkan 'lilitan' slang infus tak menghalangi aktifitasnya menggapai segala yg menarik hatinya, akibatnya selalu ada darah di slang infusnya..dia tetap ceria..ketika dia terlelap kelelahan, mungkin juga karena pengaruh obat, kupandangi wajah polosnya dengan mata terkatup dan mulut membuka karena tak bisa bernafas lewat hidung, Ya Allah lindungi bayiku.. sepenuhnya kusadari dia milikMu, izinkan dia menemaniku lebih lama Ya Allah, segala sesuatu sepertinya menjadi tak berarti dibanding kesehatannya. Ampuni hambaMu yang selama ini kurang mensyukuri nikmatMu yang tiada ternilai..teringat kata mama papaku "saat yang paling menyedihkan bagi orang tua adalah melihat anaknya sakit, rasanya rela melakukan apa saja untuk menyembuhkannya" sekarang aku paham rasa itu..
Setelah 3 botol cairan infus, 5 kali therapi uap dengan nebulizer, entah berapa kali suntikan antibiotik dan obat2 yang harus dicekokkan dengan paksa, Shaby berangsur pulih walaupun kehilangan 500gr berat badan,pada hari ke-5 kami boleh pulang. Alhamdulillah.. terima kasih ya Allah..

Wednesday, March 09, 2005

Nebeng dong !!

Nebeng, salah satu kebiasaan burukku..sebagai 'oportunis' sejati, kebiasaan ini sudah kumulai sejak lama. Aku bisa kursus bahasa inggris sepulang sekolah dengan nyaman dan tak perlu tergesa ngejar angkot (thx to Prima), bisa sedikit lebih mobile daripada seharusnya ya karena kelebihanku mencari tebengan. Kalau diingat mungkin agak sedikit nekat, tapi waktu itu orientasiku cuma satu, nyampe tujuan dengan selamat. Pernah suatu kali, aku harus ikut praktikum susulan, sendirian,mana jam 2 siang..keputih lagi panas2nya tuh ! Keluar dari tempat kos dah males banget mau jalan ke jurusan fisika ditengah belantara terik tak terjamah kendaraan umum itu, ada sih becak..tapi kan malu..bisa diarak keliling kampus dengan becak nih,walah ngebayanginnya aja sudah wegah ! Gimana caranya ya..mo nebeng lagi ga ada temen, lagi sepi, abis lagi ga ada kuliah, eh tiba2 ada mas2 berjaket jurusan tetangga, aku ga kenal sih namanya, cuek aja kuberhentikan, "mas mo kemana? ke arah kantin gak ?" dia agak bingung, "enggak sih,mo kuliah" "wah,padahal saya mo minta tolong dianterin ke kantin" masih dengan tampang agak bengong,"boleh kok,aku anterin sebentar". Sip ! sampailah aku di lab fisika dengan selamat tanpa bersimbah keringat hehe..

Monday, March 07, 2005


somewhere over the rainbow... Posted by Hello

Friday, March 04, 2005

pejantan tangguh !

Papaku, darinyalah kuwarisi segala ke-'lonjong'an wajah dan tubuh serta ukuran rahang dan susunan gigi geligi yang tak proporsional ini, yang menyebabkan mereka harus berebut tempat untuk menancapkan diri. Kata orang gingsul itu manis, kataku ini keturunan (tanpa ada penjelasan ilmiah tentu saja..) Aku malas memakai kawat gigi, takut sakit lebih tepatnya, jadi ya..sudahlah, jadilah aku dan papa yang bergigi paling berantakan diantara kami berlima, mama dan dua adikku giginya rapijali.
Darinya pula kuwarisi sifat 'tak begitu peduli'yang agak berlebihan. Kami berdua, pragmatis sekali. Darinya aku belajar mandiri, aku dikondisikan untuk itu, mau tak mau. Sejak kecil sekolahku selalu yang terjauh dari tetangga2 teman sepantaranku. Dan aku harus pergi dan pulang sendiri. Ketika kuingat dulu semasa TK, kadang aku sedih ketika saat istirahat temanku bisa makan apa saja yang mereka inginkan, karena ibu mereka menunggu di depan kelas, sementara aku harus puas dengan telur rebus atau setangkup roti tawar isi mentega dan gula dan sebotol air putih. Mama atau papa hanya mengantar pada hari pertama sekolah,menunjukkan letak sekolah, kelasnya dimana, selebihnya? aku sendiri. Hanya sesekali saja mereka menemani.
Dan kebiasaan itu berlangsung hingga aku dewasa, pernah ketika pulang dari Jogja semua temanku dijemput, aku tahu aku tak dijemput dan belum tentu akan dijemput kalaupun menelpon minta jemput, tapi tak urung kuputar juga nomer telepon rumah,dan mendapati jawaban papa, "wah aku lagi nonton ketoprak humor nih, pulang sendiri aja ya, naik taksi bayar di rumah" jawaban yang tak begitu mengejutkan walaupun variasi sebabnya tetap selalu 'ajaib' dari waktu ke waktu.
Tapi aku tahu dia sebetulnya sayang padaku, setiba di rumah kudapati papaku berdiri di depan pagar menantiku, ketika kutanya "ngapain diluar ?" jawabannya enteng saja,"cari angin" Sering juga kudapati dia tertidur saat menemaniku berkutat dengan tugas kuliah. Ketika kubangunkan, jawabnya "aduh nungguin gelar tinju nih sampe ketiduran..". Begitulah papaku, dia yang selalu membaui perubahan2 yang terjadi padaku, papaku yang bisa membedakan sengau pilek dan sengau 'habis nangis' ku..Papaku menyayangi dengan caranya sendiri..I love U dad..

opera tiga zaman

Mengetahui akan menjadi seorang ibu sungguh merupakan kejutan yang membahagiakan. Bercampur sedikit cemas dan takut tak bisa memberikan yang terbaik untuk calon bayiku. Dulu sering kudengar mama bilang, " nanti kalau kamu sudah jadi ibu, kamu akan tahu" yang selama ini sering kuartikan sebagai kelit mama agar tak perlu menjelaskan panjanglebar pertanyaan2ku. Tapi belakangan kusadari, mama benar, ternyata memang ada hal-hal yang lebih mudah dipahami sambil mengalami sendiri. Kehamilan pertamaku berlangsung relatif lancar, alhamdulillah, hanya mual pada trimester pertama, selebihnya ? bayiku tidak rewel. Ketika tiba saatnya melahirkan, mama dan suamiku menemani sampai kamar bersalin, tetapi mama yang menemani sampai proses persalinanku selesai, mama dengan tabah menemani dan menyaksikan cucu pertamanya lahir. Begitu bayiku lahir, hilang sudah segala sakit yang sebelumnya terasa begitu menyiksa, seperti yang sering diceritakan mama. Arma Nabila Shabrina, perempuan, 3040 gram, 48 cm, mirip mama, bulat!
Aku tak tahu apa jadinya hari2 pertama kami tanpa mama, saat2 pulang ke rumah mama menjadi sangat menyenangkan, selain aku dimanjakan karena tak perlu mengurus bayi, aku jadi bisa kembali 'menikmati peran' sebagai anak (peran yang sampai sekarang tak ingin kutinggalkan..) Ketika mama memandikan bayiku untuk pertama kali, aku terharu...karena Allah telah memberikan nikmat begitu besar pada keluarga kami, sehingga kami tiga generasi diberikan panjang umur dan kesehatan untuk saling mencintai dan menyayangi. DiberikanNya mama panjang umur untuk bisa melihat cucunya lahir, lindungilah dia Ya allah, lindungilah mamaku, berikan dia kesempatan merawat cucunya, dan menyaksikan cucu2 berikutnya lahir ke dunia. Dadaku sesak..berbagai pertanyaan menyergapku, akankah aku bisa menjadi ibu dan nenek sebaik mamaku? akankah anakku kelak bersyukur beribukan aku? akankah aku berkesempatan menemani saat2 penting dalam hidupnya seperti yang telah dilakukan mamaku ? Ya Allah berikanlah hambaMu ini kesempatan untuk menjadi anak yang baik dan berbakti bagi mamaku dan menjadi ibu yang baik bagi anak2ku kelak..Amiin
Segenap doa dan renunganku membawaku pada sebuah proses transformasi, untuk menjadi yang lebih baik, insyaallah..agar menjadi contoh bagi anakku, dan ketika dia bertanya kenapa ? aku akan bisa menjawab "nanti kalau kamu sudah jadi ibu, kamu akan tahu, seperti mama dulu.."

pagi yang indah

pagi yang indah,
bukan pagi bermandikan sinar mentari
bukan pula yang berteman kicau burung dan berpelangi
apalagi senampan sarapan pagi yang tlah menanti
tapi,
ada indah saat membuka mata
menyeret langkah membasuh tubuh
untuk menghadapNya
dan indah tetap menemani,
menjawab tangisan lapar
mengganti popok basah
menimang dan bercanda
ternyata pagi yang indah
adalah pagiku biasanya..

Thursday, March 03, 2005

Alex dan Robert

Sebelum mulai, izinkan aku menyampaikan pesan yang biasa mengawali buku2 non fiksi, tidak sama persis, tapi miriplah : "Semua nama dan karakter dalam cerita ini benar adanya, bila ada kesamaan nama, tempat dan kejadian sepenuhnya adalah kesengajaanku bahwa memanng demikian adanya". Buat yang bernama Alex dan Robert, no offense bro..piss..hehehe Kenapa cerita kali ini harus diawali dengan tetekbengek diatas? Karena Alex dan Robert kedua nama yang 'ganteng' itu adalah milik kucing-kucing tercintaku. Aku pecinta kucing, papaku juga, dulu eyang punya banyak sekali kucing. Adikku mencintai kucing lebih pada karena keinginan 'mengeksploitasi'nya, sedang mamaku ? wah! kucing? hush !! hush!! pergi sana !! Ketika seekor kucing kampung berbulu abu-abu dipungut papa dari pinggir jalan, kami semua,kecuali mama, dengan alasan masing-masing, kegirangan. Kucing ini lumayan 'ganteng' setelah kumandikan, dan dia penurut sekali , papa memanggilnya Robert, jadilah si ganteng bernama Robert. Beberapa tahun kemudian Robert hilang,menurut tetangga depan rumahku, ada pasangan yang istrinya hamil tua yang memungutnya ketika Si Robert sedang asik berjemur di depan rumah. Aku menangis kehilangan Robert. Aku berjanji tak ingin punya kucing lagi agar tak menangis bila kelak kehilangan. Tapi papa kembali memungut kucing kecil, kali ini berbulu coklat dekil yang pup di sembarang tempat. Segera kubuang kucing kecil itu ke pasar dekat rumah. Ketika tiba2 seekor kucing manis berbulu hitamputih masuk rumahku dan bermanja2, aku sudah tak berniat memelihara kucing lagi, apalagi mama bilang awas hati2 virus tokso! Si hitamputih ini sama penurutnya dengan Robert. Kami, seperti biasa dengan papa sebagai pencetus ide, kemudian memanggilnya Alex. Nama yang tak kalah ganteng nya kan? Dia ini setia sekali, dia ikut begadang menemaniku mengerjakan tugas2 kuliah sampai jauh malam, dia biasa tidur melingkar diatas printer 'kereta api' ku, mungkin hangat disana. Mama, diakui atau tidak, lama kelaman juga jatuh cinta pada Alex. Mama yang pertama ribut kalau makanan Alex habis atau bulunya mulai dekil. Ketika Alex sakit dan akhirnya mati,kami semua kehilangan. Sekali lagi aku menangis, dan kembali berjanji pada diri sendiri untuk tak memelihara kucing lagi, tidak bila kelak aku harus menangis karena kehilangan sekali lagi. Kucing2 ku mengajarkan sesuatu padaku bahwa bagaimanapun, disiapkan atau tidak, kita tak pernah merasa siap untuk kehilangan...

hujan semalam, aku kangen...

Aku masih takjub pada kemampuan hujan membawa banyak sekali kenangan ke dalam benakku. Bahkan hanya bau tanah sebelum hujan saja mampu membawaku berkelana menyusuri jalan 'panjang' yang telah kulalui. Aku bisa betah berlama-lama menciumi baunya, bersabar menunggu dia turun dan memandangi rinainya menari di atas apa saja,kadang aku juga ikut menari karena tak tahan dengan godaannya, maka kami menari bersama (sesuatu yang sekarang hampir tak pernah kulakukan...) Semalam hujan, ditemani suami dan anakku, kami menonton pertunjukan alam yang menakjubkan, tarian rinai hujan berlatarkan tirai gulita malam dengan bantuan angin maka jadilah sedikit akrobat dahan dan ranting pohon diiringi nyanyian kodok kungkong sebagai orkestranya..Kami tenggelam dalam dunia masing-masing,anakku dengan 'tarian memanggil hujannya' diiringi teriakan2 gaduh celoteh yang belum jelas maknanya, mungkin memanggil hujan atau justru memanjatkan doa agar hujan segera reda, entahlah..Suamiku menatapi kami berganti-ganti tapi entah apa yang ada di pikirannya.'Keriuhan' itu tak menghalangi hujan untuk kembali 'melemparkanku' ke salah satu labirin benakku, ruang yang selalu kurindukan. Kenangan bersama orang-orang terkasih bermunculan satu persatu.. bersama mama, papa dan adikku. Bagaimana ketika hujan kami dulu selalu sibuk mencari ember dan panci untuk menadahi cucuran air dari atap yang makin hari makin menyebar, dan repotnya selalu berpindah-pindah. Bagaimana kemudian kami harus mengepel lantai karena ada cucuran baru yang belum ditadahi, atau tak bisa ditadahi karena kehabisan panci dan ember...Aku kangen mereka dan 'keriuhan' lain di rumah kecil kami, sedang apa mereka sekarang ? Sedang meringkuk nyaman, bergelung di kasur hangat atau memandangi hujan? Sepertinya yang terakhir tak mungkin, hanya aku di keluarga kami yang mengagumi hujan begitu rupa. Aku kangen sekali, kangen yang tak kan pernah habis, kangen yang tak tergantikan.. Ternyata dikelilingi orang-orang terkasih makin menyadarkan aku akan arti mereka yang telah terdahulu mengisi ruang tersendiri dalam hatiku, dan betapa aku merindukannya sekarang. Tadi malam 'perjalanan'ku berakhir sendu..Mataku mulai berkaca-kaca, teringat belum sholat Maghrib, segera kambil wudlu untuk menyejukkan hati dan mengadu pada Nya. Ya Allah, Ya Rabbi, lindungilah orang-orang terkasihku dimanapun mereka berada..Rabbighfirlii waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayaani shaghiraa...

Tuesday, March 01, 2005

Miss Angkot !

Miss Angkot ? Yup ! Predikat itu kusandang setidaknya sampai setahun terakhir. Kenapa ? karena aku yang tak bisa mengendarai apa2 secara otomatis selalu menggunakan angkot sebagai sarana mobilisasi. Bayangkan saja pernah suatu kali ketika sedang dalam perjalanan panjang yang berliku menuju kampus tercinta di belahan lain surabaya, diawali oleh obrolan ringan dengan penumpang sebelahku yang menanyakan rute angkot yang sedang kami tumpangi, maka entah karena melihat kepiawaianku menjelaskan rute atau hanya karena wajahku yang bak kenek angkot, satu demi satu penumpang mulai bertanya rute2 angkot seantero surabaya...Banyak yang 'iba' karena ketidakmampuanku mengendarai apa2 sehingga untuk pergi ke tempat yang sebenarnya tidak begitu jauh mengharuskanku berputar2 dengan angkot dari satu terminal ke terminal lain, tapi aku bersyukur, bahkan sekarang aku merindukan saat2 ber-angkot ria. Sudah menjadi kebiasaanku untuk mencoba semua angkot dari dan menuju ke komunitas baruku, misalnya ketika pertama kali masuk kuliah kucoba semua angkot dari dan ke daerah keputih dan sekitarnya ke daerah rumahku, hasilnya ? kudapatkan rute tercepat dengan berbagai jalur alternatif lain, dan ini berguna sekali kelak. Dengan berangkot aku bisa memotret atau bahkan merekam banyak hal. Tidak jarang ketika kebagian duduk di depan, Sang Supir entah kenapa menceritakan masalah keluarganya padaku, mungkin dia sedang 'penuh', atau bahkan kuketahui kemudian bahwa supir angkot yang sedang kutumpangi ternyata seorang sarjana ! Banyak kejutan yang kujumpai dengan ber-angkot. Pernah suatu ketika aku duduk bersebelahan dengan seorang ibu berjilbab yang sangat bersahaja, dari obrolan dengannya kuketahui ternyata dia istri seorang Manajer di perusahaan terkenal yang juga seorang Kepala Sekolah yang juga Master di bidang Kimia, yang sepertiku sekarang ini, merindukan naik angkot sehingga menyuruh supirnya untuk pulang sendiri. Dia 'mengajarkan' padaku caranya mengajari anak-anaknya bersyukur, suatu saat di tengah hujan lebat diajaknya dua anaknya yang masih SD berpayung dan bermantel berjalan-jalan menembus hujan mengitari komplek perumahan sampai ke perkampungan yang berbatasan dengan kompleknya. Perkampungan itu kebanjiran, penduduk sedang beramai-ramai mengeluarkan air dari dalam rumah dan 'membendung'nya dengan kayu dan triplek seadanya. Dia mengajak kedua anaknya membantu salah seorang ibu yang sedang sibuk menguras. Setelahnya,diajaknya kedua bocah itu bersyukur karena tinggal di perumahan yang tidak kebanjiran dan karena banyak hal lain, bersyukur karena nikmat Allah yang tak ternilai. Saat itu aku seperti diingatkan untuk sekali lagi bersyukur padaNya, bersyukur karena tak bisa mengendarai apapun memberiku kesempatan belajar lebih banyak hal. Alhamdulillah ya Allah, Engkau mengajariku banyak hal lewat banyak hal tak terduga...(aku jadi makin rindu saat2 berangkot..)

kenapa kau mencintaiku ?

"kenapa kau mencintaiku ?" tanya suamiku
"karena aku ‘dikutuk‘ maka aku mencintaimu, dan karena itulah aku rela menemani malam-malammu terkantuk2, sementara kau asyik di depan laptop dan mungkin bahkan tak menyadari keberadaanku, karena itulah aku rela menjemputmu menembus hujan dan gulitanya malam dan mungkin bahkan kau berpikir itu sudah seharusnya...aku 'dikutuk', aku tak bisa memilih untuk tak mencintaimu, karena itu aku mencintaimu.." jawabku panjang lebar
... dan dia tersenyum, lalu mencium keningku, "aku menghanyutkan diri dalam cinta, dan kamu menenggelamkanku"

tidak semua hal perlu penjelasan...seperti halnya cinta, yang hanya indah jika dirasakan dan dinikmati, ketika dipertanyakan... tidak ada jawaban yang cukup ‘menyenangkan‘ (mungkin tidak selain kamu baik, kamu cantik, kamu kaya dll, dst, dsb) tapi cinta memang cukup untuk cinta dan karena cinta...

dalam diamku...

aku berbicara
bahasa yang mungkin hanya dapat kupahami
sendiri
dalam diamku..
aku tertawa
lelucon yang mungkin akan kutangisi
suatu saat nanti
dalam diamku..
aku bertanya
pertanyaan yang mungkin jawabnya
sudah kudapat sejak lama
dalam diamku..
aku menangis
sedusedan tanpa isak
tanpa air mata
dalam diammu..
kau bercerita dan bercanda
kau menjawab semua tanya
kau menghapus air mata
dalam diammu..
kau buat aku
semakin jatuh cinta padamu
dalam diamku..