Pages

Friday, March 04, 2005

pejantan tangguh !

Papaku, darinyalah kuwarisi segala ke-'lonjong'an wajah dan tubuh serta ukuran rahang dan susunan gigi geligi yang tak proporsional ini, yang menyebabkan mereka harus berebut tempat untuk menancapkan diri. Kata orang gingsul itu manis, kataku ini keturunan (tanpa ada penjelasan ilmiah tentu saja..) Aku malas memakai kawat gigi, takut sakit lebih tepatnya, jadi ya..sudahlah, jadilah aku dan papa yang bergigi paling berantakan diantara kami berlima, mama dan dua adikku giginya rapijali.
Darinya pula kuwarisi sifat 'tak begitu peduli'yang agak berlebihan. Kami berdua, pragmatis sekali. Darinya aku belajar mandiri, aku dikondisikan untuk itu, mau tak mau. Sejak kecil sekolahku selalu yang terjauh dari tetangga2 teman sepantaranku. Dan aku harus pergi dan pulang sendiri. Ketika kuingat dulu semasa TK, kadang aku sedih ketika saat istirahat temanku bisa makan apa saja yang mereka inginkan, karena ibu mereka menunggu di depan kelas, sementara aku harus puas dengan telur rebus atau setangkup roti tawar isi mentega dan gula dan sebotol air putih. Mama atau papa hanya mengantar pada hari pertama sekolah,menunjukkan letak sekolah, kelasnya dimana, selebihnya? aku sendiri. Hanya sesekali saja mereka menemani.
Dan kebiasaan itu berlangsung hingga aku dewasa, pernah ketika pulang dari Jogja semua temanku dijemput, aku tahu aku tak dijemput dan belum tentu akan dijemput kalaupun menelpon minta jemput, tapi tak urung kuputar juga nomer telepon rumah,dan mendapati jawaban papa, "wah aku lagi nonton ketoprak humor nih, pulang sendiri aja ya, naik taksi bayar di rumah" jawaban yang tak begitu mengejutkan walaupun variasi sebabnya tetap selalu 'ajaib' dari waktu ke waktu.
Tapi aku tahu dia sebetulnya sayang padaku, setiba di rumah kudapati papaku berdiri di depan pagar menantiku, ketika kutanya "ngapain diluar ?" jawabannya enteng saja,"cari angin" Sering juga kudapati dia tertidur saat menemaniku berkutat dengan tugas kuliah. Ketika kubangunkan, jawabnya "aduh nungguin gelar tinju nih sampe ketiduran..". Begitulah papaku, dia yang selalu membaui perubahan2 yang terjadi padaku, papaku yang bisa membedakan sengau pilek dan sengau 'habis nangis' ku..Papaku menyayangi dengan caranya sendiri..I love U dad..

1 comments:

Hanya seorang hamba yg begitu kecil dihadapanNya said...

bokap loe ko persis bokap gw ?????