Pages

Tuesday, December 19, 2006

gerimis pertamaku

pernahkah kuceritakan?
tentang gerimis berpelangi
yang selalu kauhadirkan
kala penat kukesahkan
pernahkah kukatakan?
aroma tanah basah setelahnya
menguarkan segenap permakluman
atas segala khilaf
tahukah kau?
bahkan diammu mengundang rindu
cinta..
ada mu sungguh menggenapiku

Friday, December 15, 2006

awet muda?

Siapa sih yang tidak suka dibilang awet muda? Dalam beberapa kasus dikira lebih muda dari usia sebenarnya memang sangatlah menyenangkan, ya kan neng ? Saya, ehm, lumayan sering mengalaminya. Mulai dari jaman dulu, adik perempuan saya sering gondok karena saya dikira adiknya. " Ya iyalah, wong kamu dandanannya menor gitu, kayak tante2", hibur saya. Eh dia malah makin gondok, padahal maksud saya, pada saat itu dimana saya masih amat mencintai kaos oblong dan jeans sebagai 'pakaian dinas', dia sudah mahir mempergunakan segala rupa peralatan make up. Dan tentu saja tak hanya mahir, koleksinya juga lengkap, sementara saya? oh.. pake bedak bayi dan deodoran sudah paling top! Maka bisa dibayangkan betapa saya tampak amat culun disamping 'mbak' saya yg senantiasa berdandan kumplit itu, hehehe maap ya dek :p Sementara dengan adek laki2 saya, saya sering ditinggal jalan sendiri di belakang atau malah dibiarkan nginclik di depan, apa pun deh asal jauh2 dari dia, alesannya : mateni pasaran mbak ! Soalnya kalau jalan berdampingan bisa dipastikan cewek2 tak kan meliriknya, kan sudah punya 'monyet' hihihi, puncaknya pernah dia dicemberutin gebetan jaman SMAnya gara2 ngeboncengin saya haha! Sampe ketika sudah kerja pun masih sering dikira anak kuliah. Saya sih asik2 aja dengan kondisi semacam ini, ya iyalah wong menyenangkan!
Tapi ketika kita diharapkan untuk tampil dewasa dan sedikit berwibawa, kondisi ini jadi agak meresahkan *halah* Contohnya ketika saya dinikahi lelaki ganteng *ehm* yang usianya 9 tahun lebih tua, komentar2 semacam, "wah masih kecil sudah berani nikah" dan "ntar dikira anaknya" mulai berseliweran. Dan ketika sebulan yang lalu ada kondangan di tetangga dekat rumah, salah satu kerabat si empunya hajat bertanya, "sampeyan puntranya bu siapa mbak? ibunya mana?" heh? saya asli bingung ngejawabnya, bahkan ketika seorang tetangga mencoba menyelamatkan saya dengan memperkenalkan pada si penanya, "lho Bu, ini Bu RT lho.." Si penanya tetep keukeuh, "ibunipun ingkang Bu RT ?" "Bukan, ya Bu Maya ini yg BU RT" makinkagetlah si penanya. Ya, jika dalam keadaan yang menuntut untuk tampak 'lebih dewasa' sepertinya saya menyerah, setidaknya untuk sekarang2 ini...