Pages

Wednesday, October 22, 2008

innalillahi wainnailaihi rajiuun..


Ternyata, Allah berkehendak lain, Mbah Kakung berpulang pagi tadi. Selamat jalan Pak, semoga Alah mengampuni semua dosa Bapak dan menerima seluruh amal ibadah Bapak, amiin.

Monday, October 20, 2008

Mbah Kakung..



Mbah Kakung, demikian anak-anakku memanggilnya. Untuk membedakan dengan orang tuaku yang mereka panggil Kong dan Eyang, mereka memang memanggil Mbah Kakung dan Mbah Uti untuk kakek dan nenek dari pihak bapaknya. Ketika mudik lebaran kemarin kulihat kondisi Mbah Kakung memang relatif lebih lemah daripada terakhir kami mudik Bulan Agustus lalu. Luka di jempol kanannya belum membaik, kalau tak bisa dibilang makin memburuk, mungkin akibat penyakit diabetes yang dideritanya yang menghambat proses penyembuhan luka itu. Suamiku dan saudara saudarinya lalu bersepakat untuk 'mengopnamekan' Mbah Kakung supaya lukanya segera sembuh. Tetapi kabar yang kami terima dari RS Baptis Kediri, tempat Mbah Kakung diopname, sungguh mengagetkan. Kondisi si Mbah drop pasca operasi (yang ternyata batal dilakukan dan lukanya hanya dibersihkan, tapi tetap dibius total). Awalnya kami mengira kondisi yang labil itu karena pengaruh bius total, tapi setelah lebih dari 24 jam kondisinya tidak berubah, kami makin cemas. Anak-anaknya kembali bersepakat Mbah Kakung dipindahkan ke RS Darmo Surabaya. Setelah seminggu dalam kondisi yang sangat lemah, kemarin kondisi Mbah Kakung mulai membaik. Mudah-mudahan segera terus membaik.
Selama hampir 5 tahun pernikahanku, bisa dibilang jarang aku ngobrol berlama-lama dengan Mbah Kakung. Selalu sudah disibukkan dengan para krucilku. Tapi dari kesempatan berinteraksi yang sedikit tadi aku berkesimpulan Mbah Kakung adalah pribadi yang romantis, manja mungkin adalah tampilan luar yang dilihat ibu mertua dan saudari2 iparku. Mbah Kakung jarang bepergian lama, bahkan ke rumah anak2nya pun relatif tak betah, ingin cepat pulang. Sementara Mbah Uti pun diharapkannya untuk selalu mengikutinya (yg artinya ngga pergi kemana-mana). Pernah dalam kesempatan pernikahan keponakan suamiku di Yogja, Mbah Kakung sewot melihat Mbak Uti menjejalkan bajunya banyak-banyak ke koper, karena dikiranya itu berarti Mbah Uti akan pergi lumayan lama, sementara si Mbah Kakung sendiri tidak mau ikut. Padahal meski sudah sepuh, kupahami keinginan ibu mertuaku itu untuk dressed up ke kawinan, makanya kebaya juga tak cukup kalo hanya sepasang kan? Menurutku itu tak lain adalah usaha Mbah Kakung untuk menarik perhatian sekitar. Kenapa? karena si Mbah sudah tak sanggup berputar bersama semestanya. Anak, menantu dan cucu2 yang tinggal bersamanya punya segudang urusan yang membuat mereka sibuk sendiri, apalagi setelah 2 keponakanku kuliah di luar kota. Ibu mertua? masih enerjik dengan seabreg kegiatan dapur, memelihara ayam, menjemur gabah, endebra endebre. Mbah Kakung kesepian, sakit membuatnya tak bisa banyak bergerak, lelah dan bosan. Dia ingin ditemani, duduk dan mengobrol, tentang apa saja. Terakhir kami mengobrol lumayan banyak, tentang bagaimana Mbah Kakung memandang adik ipar baruku yang masih kuliah, tentang keinginan Mbah Kakung agar istri tercintanya, ibu mertuaku, meluangkan lebih banyak waktu untuk duduk dan mengobrol dengannya dan mempercayakan urusan rumah tangga pada pembantu dan kakak iparku yang lebih banyak keluar rumah, entah untuk ikut suami atau segudang urusan yang lain. Betapa sebenarnya Mbah Kakung ingin mengobatkan skoliosis istrinya, bahkan rela ditinggal beberapa saat untuk berobat, dan menekankan padaku "Ibumu kuwi biyen ora koyo ngono lho mbak (maksudnya tulang punggungnya bengkok dan tinggi badannya menyusut), yen wit biyen koyo ngono opo aku yo gelem" katanya sambil terkekeh. Ketika menjenguknya di RS Darmo terakhir beberapa hari yang lalu, Mbah Kakung bahkan sempat meminta kami mencarikan tempat tidur buat si Mbah Uti, "turuo Mbah, ojo kesel-kesel" katanya pada istrinya, lemah dan terbata-bata. Bahkan dalam kondisi sakit, dia masih memikirkan istrinya. Sebentuk cinta yang mengharukan...
Buat Mbah Kakung, bapak mertuaku, semoga lekas sembuh dan kembali bersama kita, seperti doa-doa Sheby sehabis sholat : Ya Allah, berikanlah Dek Zulmi (adeknya juga barusan sakit) dan Mbah Kakung kesembuhan dan kesehatan, amiin...:)