Pages

Tuesday, December 19, 2006

gerimis pertamaku

pernahkah kuceritakan?
tentang gerimis berpelangi
yang selalu kauhadirkan
kala penat kukesahkan
pernahkah kukatakan?
aroma tanah basah setelahnya
menguarkan segenap permakluman
atas segala khilaf
tahukah kau?
bahkan diammu mengundang rindu
cinta..
ada mu sungguh menggenapiku

Friday, December 15, 2006

awet muda?

Siapa sih yang tidak suka dibilang awet muda? Dalam beberapa kasus dikira lebih muda dari usia sebenarnya memang sangatlah menyenangkan, ya kan neng ? Saya, ehm, lumayan sering mengalaminya. Mulai dari jaman dulu, adik perempuan saya sering gondok karena saya dikira adiknya. " Ya iyalah, wong kamu dandanannya menor gitu, kayak tante2", hibur saya. Eh dia malah makin gondok, padahal maksud saya, pada saat itu dimana saya masih amat mencintai kaos oblong dan jeans sebagai 'pakaian dinas', dia sudah mahir mempergunakan segala rupa peralatan make up. Dan tentu saja tak hanya mahir, koleksinya juga lengkap, sementara saya? oh.. pake bedak bayi dan deodoran sudah paling top! Maka bisa dibayangkan betapa saya tampak amat culun disamping 'mbak' saya yg senantiasa berdandan kumplit itu, hehehe maap ya dek :p Sementara dengan adek laki2 saya, saya sering ditinggal jalan sendiri di belakang atau malah dibiarkan nginclik di depan, apa pun deh asal jauh2 dari dia, alesannya : mateni pasaran mbak ! Soalnya kalau jalan berdampingan bisa dipastikan cewek2 tak kan meliriknya, kan sudah punya 'monyet' hihihi, puncaknya pernah dia dicemberutin gebetan jaman SMAnya gara2 ngeboncengin saya haha! Sampe ketika sudah kerja pun masih sering dikira anak kuliah. Saya sih asik2 aja dengan kondisi semacam ini, ya iyalah wong menyenangkan!
Tapi ketika kita diharapkan untuk tampil dewasa dan sedikit berwibawa, kondisi ini jadi agak meresahkan *halah* Contohnya ketika saya dinikahi lelaki ganteng *ehm* yang usianya 9 tahun lebih tua, komentar2 semacam, "wah masih kecil sudah berani nikah" dan "ntar dikira anaknya" mulai berseliweran. Dan ketika sebulan yang lalu ada kondangan di tetangga dekat rumah, salah satu kerabat si empunya hajat bertanya, "sampeyan puntranya bu siapa mbak? ibunya mana?" heh? saya asli bingung ngejawabnya, bahkan ketika seorang tetangga mencoba menyelamatkan saya dengan memperkenalkan pada si penanya, "lho Bu, ini Bu RT lho.." Si penanya tetep keukeuh, "ibunipun ingkang Bu RT ?" "Bukan, ya Bu Maya ini yg BU RT" makinkagetlah si penanya. Ya, jika dalam keadaan yang menuntut untuk tampak 'lebih dewasa' sepertinya saya menyerah, setidaknya untuk sekarang2 ini...

Friday, November 17, 2006

uninvited

Sudah menjadi 'tradisi' setiap triwulan di kantor saya itu ada acara rakor (rapat koordinasi) atau raker (rapat kerja) atau apalah.. pokoknya rapat gitulah. Dan sudah menjadi tradisi pula, saya yang ketiban sampur ketambahan gawean nyiapain bahan presentasi babe besar, bedanya kali ini ada kawan senasib sepenanggungan (sependeritaan precisely!), sebut saja namanya pak totok. Jadi kabar akan diadakannya rakor triwulan 3 itu sudah dari kapan tau deh dan kita sudah nyiapin ini itu anu inu nya. Sudah dicheck tim kecil, diputuskan lolos. Phewww legaa.. Nah masalahnya pas pembahasan dengan tim kecil itu si babe besar masih cuti lebaran. Nah masalahnya lagi si babe besar ini orang yang amatsangat detil sekali, sekali lagi amatsangat perhatian sampai ke hal yang remehtemeh. Perkara warna, bentuk hurup, garis yg meliuk ( emang ada ya garis meliuk hihihi) tak kan luput dari perhatiannya. Belum lagi ide2nya yang sering berubah dan datang pada saat2 yang mephet (ngomongnya sambil gigi agak ditonggosin). Itu baru masalah pertama. Masalah kedua si babe ini orang yang amatsangat butuh 'dukungan', agak 'kurangpercayadiri' begitu kami menyebutnya. Karena dari jaman dahulu kala sudah kondang gulindang kalo raker si babe ini selaluu bawa serombongan pasukan, tugasnya ngapain? ya ga ngapa2in, tugasnya ya mendukung si babe tatkala dia butuh 'dukungan' , halah..
Nah, seumur2 saya belum pernah berperan menjadi 'pasukan pemukul satu, dua dst' begitu kami menyebutnya karena pasukannya itu banyak dalam arti sebenarnya. Yang sudah kaya pengalaman ya pak totok ini. Ndilalah pada kesempatan kali ini hanya kami berdua yang berduet menjadi 'pasukan pemukul'. Setibanya kami di lokasi rakor -yang mana kami berangkat pagi2 buta untuk mengantisipasi kemacetan akibat 'kuala lumpur pindah' itu- tepatnya di meja receptionist, kami berjumpa beberapa peserta rakor yang notabene adalah para petinggi kantor pusat yang kami kenal dan (sialnya) kebetulan mengenal kami. Bertegursapa seperlunya, si pak totok celingak celinguk ga jelas gitu, pun ketika mas receptionist berjambul pirang itu menyapa ramah :
MRBP (mas receptionist berjambul pirang) : mo check ini sekarang ?
saya dan pak totok : *diem*
MRBP : dari pt *tii..tt* juga? ( nama kantor disensor ya)
pak totok : *masih celingakcelinguk ga jelas* ke arah bapak petinggi yang sempet ngendon bentar tapi diam2 menjauh
saya : iyah! *dengan tangkas*
MRBP : atas nama siapa bu ?
saya : pak totok (karena rencananya pak totok aja yg nginep, saya enggak)
MRBP : *membolakbalik daftar peserta rakor dg kening mulai berkerut* lengkapnya siapa ya bu?
saya : totok blablabla (untuk keselamatan nama belakangnya disamarkan juga ah..)
MRBP : * kliatanya mulai pusing ga nemu2 nama yg dimaksud* mmm..mm..
saya : coba cari dari unit kerja aja mas..
MRBP : *kliatan banget putus asa* coba tolong dicari sendiri bu biar cepet..
saya : *semangat bolakbalik kertas tapi makin lama makin pelan karena nama yang dicari tak kunjung ketemu dan berangsur panik karena dari unit saya cuma ada nama babe besar* eh..mmm.... *celingukan cari pak totok*
pak totok (yg sedari tadi berusaha menyibukkan diri) : mbak, nih pa kus (sekretaris babe besar) nelpon..
saya : *phewww ... legaa, makasih pak totok telah 'meyelamatkan wajah' ku di depan mas receptionist.


Dari perbincangan dengan Pak Kus di ponsel Pak totok, tahulah saya bahwa memang beginilah tugas dan kewajiban 'pasukan pemukul', salah satu jobdescnya adalah : diklelerno. Owgh! Dan jadilah ucapan terima kasih saya ke Pak Totok tadi (meski cuma dalam hati) saya ganti dengan 'sumpahserapah' (kali ini dilontarkan dengan sepenuh hati hehehe) " Kok Bapak ga bilang2 sih kalo emang biasanya pasukan ga dapet jatah kamar huhuhu, saya kan malu sama mas receptionist". Dan Pak Totok cuma nyebgir sambil njawab kalem, " Lha saya kehilangan kata2 jeh Mbak". Dhiengg!! Kisah kemlelernya kami itu pun berlanjut hingga makan siang, bos besar menitahkan kami untuk 'turun' (ceritanya kami 'dipinjami' kamar Pak Bos buat melakukan tugas suci nan mulia kami*halah*) dan ikut bergabung dengan para undangan yg lain. Kepalang malu, kami ogah turun, dengan harapan ketika khalayak sudah kembali berkutat dengan rapatnya kami bisa leluasa menikmati makan siang dengan tenang. Kenyataan berkata lain, setibanya di ruang makan, suasana sih memang sudah lengang, tapi hidangan di meja jauh lebih lengang lagi, cuma ada bakso kuecil2 dan dijatah semangkuk cuma 3 biji, oh tidaakk!! Sedikit kalap kami masing2 menambah porsi dan langsung menghubungi driver yang tadi pagi mengantar kami. Jadilah siang itu dengan sedikit dongkol tapi kali ini sudah bisa ketawa-tawa najong, kami makan di food festival di gerbang masuk area. Ternyata begini toh rasanya jadi tamu ga diundang...

Wednesday, October 11, 2006

that weird !

You Are 40% Weird

Normal enough to know that you're weird...
But too damn weird to do anything about it!

Thursday, September 28, 2006

..ouch..

Dengan perjuangan darah dan air mata (hiperbolis seh..) akhirnya gigi separuh yang sudah dibuang bekas tambalannya itu pun dicabutlah.. Alkisah acara ke dokter gigi ternyata tak bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan..pheww..bu dokter gigi yang cantik tapi judes itu ternyata sudah menjadwalkan pertemuan2 kami selanjutnya..ouch.. Berbeda dengan si mas tukang nggedeblues yang memang sedang rindu pingin ke dokter gigi, bagiku kunjungan kesana sungguh amat menyeksah dan kulakukan dengan ata terpaksah..
Pada kunjungan pertama, si bu dokter gigi yang cantik tapi judes itu langsung memvonis gigiku musti dicabut, heh? lha wong melihat penampakan gigiku juga baru sekali ini jeh, " apa ga bisa dipertahankan lagi dok ?" Si bu dokter gigi yang cantik tapi judes itu lalu diam, tanpa banyak omong dia nulis resep dan surat pengantar untuk foto gigi, "fotonya dibawa kesini besok yah" Sungguh tidak kumunikatip. Setiba di 'studio foto gigi' rupanya gigiku yang memang baru sekalikalinya ini dipoto mungkin masih bingung gimana pose foto yang baik dan benar, alhasil si mas tukang poto giginya musti ngulangin sampe dua kali...hhh.. selesai poto sebetulnya belum terlalu malam cuma karena si ibu dokter gigi yang cantik tapi judes sudah menitahkan untuk kembali besok ya aku manut ajah (alesan..padahal seneng karena eksekusi jadi tertunda hihi)
Keesokan harinya dengan berbekal foto aku kembali ke sana, eh si ibu dokter gigi yang cantik tapi judes malah nanya :
IDGYCTJ : ini ya potonya ? trus mau diapain nih giginya ?
Aku : *heh?ya ga tau..kalo aku tau seh ya ga kemari dong buu..duoh* mm..baiknya diapain ya dok ?
IDGYCTJ : terserah ditambal lagi apa dicabut ?
Aku : *hlah? kok malah ditawarken lagi? bukannya kemaren situ yg keukeuh mo nyabut itu gigi?* ya kalo masih bisa dipertahankan ya ditambal lagi aja Dok, kalo enggak ya mo gimana lagi *hiyy..syerem*
IDGYCTJ : yo wes cabut aja deh ya, ini soalnya gusinya dah diselimuti radang bla.bla..bla (nyiapin peralatan entah apa buat ngilangin tambalan)
Aku : *tuh kan..tuh kan..beneran kan, emang aja dari pertama hasrat mencabut giginya begitu menggelorah..*
IDGYCTJ : dah selesai, senin balik lagi yah, dicabut giginya
Lupa memang menyenangkan, terutama dalam kasusku. Dengan alesan lupa, kukunjungi si ibu dokter gigi yang cantik tapi judes itu pada hari Selasa. Sendirian, sekalian nyari takjil dan gas elpiji, nunggu suami? kelamaan, hari itu dia pulang malam. Pas lewat tempat praktek, dengan langkah tegap maju jalan dan tekad membaja aku menjumpai mbak perawat yang ramah
Aku : Mbak, dokter nya sudah datang?
MPYR : Sudah, mo cabut gigi ya Mbak?
Aku : Iya, sakit ga Mbak?
MPYR : Lho? Sendirian ?
Aku : Iya
MPYR :*no comment sambil tersenyum misterius* hiyy..
Di dalem ruang praktek..
IDGYCTJ : Dibius dulu ya (sambil nyiapin alat suntik)
Aku : *diem*
IDGYCTJ : Buka mulutnya, tuh gigimu ga rata gini, pasang kawat ajah ya..
Aku : err.. trus berarti cabut gigi lagi Dok?
IDGYCTJ : Ya iyalah, paling2 3 lagi, atas 2, bawah 1, buat ngaitin kawatnya..
Aku : *heh? mengalami siksaan ini 3 kali lagi..nehi..nehi* duh sakit dong Dok..
IDGYCTJ : Ya, enggaklah..ini aja entar kan ga sakit
Sambil berbincang2 ini sambil aku merem ketakutan, menahan takut, sementara si ibu dokter gigi yang cantik tapi judes melakukan pekerjaannya..
IDGYCTJ : Sakit ga? kalo sakit bilang yah..
Aku : sakit..ouch..sakit dok
IDGYCTJ : Kamu ini sakit ato takut ?
Klek!!!
Aku : OUCHHH.....*Ya sakit ya takut, duohh..kalo aku ga takut sih dari dulu sudah pasang kawat buat ngeratain gigi*
Sepulang dari sana, aku terpaksa harus menggunakan bahasa tarzan untuk beli obat di apotik maupun beli gas elpiji. Ketemu pasangan pengantin baru teman suamiku juga cuman bisa dadah2 hambar tanpa senyum, lha pipi, gusi dan lidah masih berasa bengkak dan walopun sudah sekuat tenaga kutarik buat senyum, yang ada malah wajahku tambah serem hihihi, maap ya Pak Rudi dan Nyonyah.. Malemnya penderitaan belum berakhir, ketika pengaruh biusnya hilang, adudududuh senut2 ga ketulunga, ahh..untung ada ponstan...






Wednesday, September 20, 2006

...ke dokter gigi...

Ke dokter gigi ? Kapan yah terakhir aku ke dokter gigi? mmm...kira2 jaman sma dulu? itu kan sudah lama buanget .. like 10 years ago..hhh dah tua yah.. ok enough with 'aging thing', now back to the dentist!..hiyy..ogah!!
Mungkin beberapa teman atau bahkan siapa saja yang pernah betatap muka denganku akan langsung memahami atau paling tidak melihat bukti ketakutanku pada dokter gigi. hehehe. Yak ! Susunan gigigeligi yang bertumpuk majumundur ajrutajrutan inilah bukti nyata ketakutanku pada dokter gigi. Saking kacaunya itu susunan gigigeligi, sampe pernah suatu ketika untuk mendeskripsikan diriku pada seorang yang belum pernah berjumpa, seorang 'kawan' jauh (yang juga ga terlalu kenal aku, tapi mau ga mau harus mendeskripsikan diriku, karena tidak ada pilihan lain) berkata ,"maya yah? itu loh.. yang giginya banyak.." oh, itu ya deskripsi yang spesifik tentang diriku, aku tertohok.. apalagi ketika kemudian si stranger in the night ini menemukanku dengan susah payah, aku makin tertohok, eh wait..tapi nemuinnya dengan susah payah kan?? coba ditambah dengan ciri lain yang lebih spesifik : item, manis, langsing, giginya gingsul ( baca: banyak), pasti dalam sekejap pun si stranger akan menemukanku *plak*, owgh..ok, lanjut.. Jadi dari jaman dahulu kala, aku tuh pualing takut sama yang namanya ke dokter gigi, jadi ketika tiba pada fase peralihan dari gigi susu ke gigi tetap, aku keukeuh ga mau ke dokter gigi walaupun gigi susu sudah goyang dombret dan gigi tatap penggantinya sudah muncul, akibatnya? ya si gigi tetap ga kebagian tempat dan itu terjadi terus menerus sehingga para gigi tetap akhirnya tumbuh berjejaljejal majumundur rebutan tempat, selain juga gigi susu ku tuh kecil2 sedangkan gigi tetap penggantinya ehm..agaaak ..besar sedikit, jadi..yah..makin sesaklah tempatnya. hehehe. Alasan takut ke dokter gigi dan cabut gigi pula (selain juga mahal) yang membuatku mengurungkan niat memakai gigi naga (itu loh kawat gigi permanen itu) meski dengan iming2 selain gigi jadi rata pasti juga jadi langsing karena konon katanya sakit kalo dipake makan, kan jadi ga selera, masa sudah kantong jebol karena musti bayar mahal, masih pake tersiksa pulak!! haiyaah..ngeles..bilang aje takut..
Kenapa tiba2 masalah dokter gigi ini harus dipusingkan lagi? padahal fase paralihan gigi susu-gigi tetap sudah lama sekali berlalu? iyah, aku sakit gigi. Huhuhuhu....kalo ada lagu yang bilang daripada sakit hati lebih baik sakit gigi, ohohoho...jangan percaya!! Mendingan ga sakit!! (ya iyalahh!!) Gigi eh gusi jadi bengkak (gimana kalo gigi yang bengkak yah, eh hai Mus, piss!!) dan berdenyutdenyut ga keruan, belum lagi rasa pingin marah yang selalu menyertai. Jadi gigi geraham bawah sebelah kanan ku itu kan memang lubang dan sudah ditambal, pernah lepas tambalannya lalu ditambal lagi, kali ini mungkin tambalanya diperkuat sehingga suatu ketika di masa lalu separuh gigi itu tanggal. Tinggal separuh gigi sisanya dan sang tambalan tentunya. Sejak saat itu si gigi geraham tak pernah lagi membantuku dalam urusan kunyahmengunyah mengerus makanan. Ga tau kenapa, kemarin tuh tiba2 si gigi separuh ini sakit, gusinya bengkak. Mungkin karena ga tahan dengan keluhkesahku, suamiku denga paksa sudah memintakan surat pengantar untuk ke dokter gigi nanti malam. ihikss. Ga kebayang sudah setua ini masih harus menahan takut mendengar suara 'mengerikan' dari mesin entah apa namanya milik setiap dokter gigi itu, hiyy.. So, temans, kali ini doa anda sekalian sangat kuharapkan.. supaya acara ke dokter gigi nanti malam, insyaAllah berjalan lancar..

Tuesday, September 19, 2006

iseng iseng berhadiah

Your English Skills:

Grammar: 80%
Punctuation: 60%
Spelling: 60%
Vocabulary: 20%
Does Your English Cut the Mustard?

Nemu Link ini pas blogwalking kesini, siapa tahu ada yang pingin nyoba...

Friday, September 15, 2006

another fragmen..

dan serbuan sumpahserapah itu meluncur dari si sulung..
si bungsu yang keraskepala ternyata lebih arif
anak bawang itu telah bermetamorfosa
memandang segala tak hanya hitam putih adanya
mungkin luka yang kembali menganga
semoga bukan keangkuhan semata

Friday, September 08, 2006

Belum tua kok sudah pikun

Lupa. 'Penyakit' yang akhir-akhir ini begitu kerap menyerangku, sepertinya bahkan menjadi tema cerita minggu ini. Mungkin kalau suamiku tahu dia akan balas bilang, " semua2 kok lupa, apa sih yang diinget2" karena mantra itu yang selalu kurapal jika dia membuat (atau kupaksa membuat) pengakuan dosa telah melupakan sesuatu bahkan yang sudah kuingatkan dengan teliti, hati-hati dan... sering! Di awal minggu aku melupakan berkas babe besar yang kujanjikan akan kubawa keesokan hari setelah diperlukan untuk rapat di Kantor Pusat, tergopoh-gopoh 'kutodong' babe besar untuk 'meminjamkan' mobil beserta pengemudinya untuk menjemput si berkas tadi.
Pada pertengahan minggu, baru menginjakkan kaki di kantor dan akan mengawali hari dengan leyeh-leyeh sejenak karena si babe besar sedang dinas luar, tiba2 telepon berdering. Ibu 'penguasa' sekretariat dengan setengah sewot menagih helmnya. Helm yang kupinjam secara menghiba-hiba minggu lalu dengan iming-iming janji segera kembali esok hari. Sambil memohon maapnya si ibu dan setengah memaksa aku minta tolong diantar 'menjemput' si helm itu tadi. Lha kokya pas di kedua kejadian ini aku sedang tak berkendaraan ke kantor. Jadi ya musti ngerepotin sana-sini. Untungnya rumahku hanya 10 menit dari kantor.Eits. Ngeles.

Sebelum minggu ini berakhir masih juga ada lagi kejadian 'lupa' yang lain. Kali ini sepertinya lebih parah. Suamiku yang sedianya harus mengikuti workshop apaa gitu di Surabaya bela-belain mampir ke kantor dulu mengantarku lalu berangkat dari kantor bersama rombongan lenongnya, supaya kendaraan bisa kupakai ke dokter sorenya sepulang kantor (atau supaya dia ga usah nganter aku ke dokter ya hihihi). Setibanya di kantor, pas mo bayar langganan susu kedelai, eh..lho..dompetku mana yak.. waduh.. *bongkar-bongkar* kok ga ada sih *gubrak-gubrak, gali lebih dalam*.. dan..ohhh iyaa kemarin kan aku belanja pampers buat para bayi trus dompetnya dikeluarin...walah..ketinggalan di rumah berarti. Tak kehilangan akal, kutelpon Abbas, cleaning service segala bisa andalanku hehehe, di pool kendaraan, minta tolong diambilkan dompet yang ketinggalan di rumahku. Lha kalau ga ada dompet, lha nanti mo ke dokter bayar pake apa? daun? atm? juga ada di dompet! lha terus sim dan stnk? ada di dompet juga! Kesimpulannya : memanggil Abbas memang langkah yang tepat. Sekali lagi, untung rumahku deket dari kantor cuma 10 menit *plak!*

Oia si Abbas ini sudah mahfum mengenai permasalahan penyakit lupaku ini. Belum lama ini dia juga sempat kurepotkan ketika sehabis istirahat siang dan belanja ke Pasar Besar Gresik bersama ibu2, kunci mobil kutinggal di dalam mobil yang sudah kukunci pula. Waduh... saat itu aku panik betul, tapi bukan Abbas namanya kalau tak bisa menyelesaikan persoalan beginian. Dia pinjam penggaris besi panjang milik receptionist kami dalam upaya mencongkel kunci lewat celah2 pintu, yang akhirnya gagal dan berakibat penggarisnya nyemplung ke celah2 pintu dan menimbulkan bunyi "eklek2" pada posisi tertentu terutama ketika jalanan berlubang dan mobil jadi ajrut2an. Oh Abbas.. tapi dia tak putus asa, dipanggilnya temannya yang tukang kunci buat nyongkel itu pintu mobil dan sekalian bikinin kunci duplikat. Pheeww... sampai menjelang Maghrib usaha kami itu baru membuahkan hasil. Suamiku yang sepulang dari tugas keluar kota mendapati mobilnya dhedheldhuel kunci dicongkel dan celah pintu kemasukan penggaris besi cuma bisa geleng-geleng kepala ketika tahu alasannya, lupa. Untungnya dia ga kepikir buat membalas mantraku dengan mantra regularnya, "belum pikun kok sudah tua"

Tuesday, September 05, 2006

Fragmen

Aku lebih suka menjadi penonton dalam pagelaran kali ini. Tapi pilihan itu tak ditawarkan. Aku bahkan tidak ingat apakah pernah ditawarkan, bahkan, apakah itu sebuah pilihan ? Sepertinya tidak, setidaknya buatku. Pun ketika tarian itu kehilangan makna, aku serupa susu bubuk full cream yang tak mau melarut membentuk suspensi jika diaduk dengan air dingin, menggigil lalu menggumpal. Pun ketika mata air itu muncul dengan sertamerta, hanya kali ini tak ada butiran air kran yang bisa diajak berasimilasi, lalu jadi tak kasat mata. Senyata itu. Dan dia tak hendak berjeda, bahkan sekedar untuk bertanya.
Dan pengembaraan semalam berlanjutlah. Ke masa dimana kemampuan tak seberapa itu sepertinya pernah ada, memaknai. Mengais, membongkar, mengulik, apa saja... tapi sepertinya sia-sia. Mungkin memang tak pernah aku memilikinya, atau pemahamanku akan memiliki sesungguhnya hanya kunjungan singkat numpang lewat darinya, manusia kecil yang bisa kuajak berbincang apa saja. Bermain tebak kata bahkan berahasia. Dengan bahasa yang hanya kami yang paham, kini baru dapat kumaknai apa itu kesepian. Dan ketika mata air itu muncul lagi, butiran beningnya sengaja berasimilasi bukan sebagai penanda kuatnya diri. Karena pada akhirnya memang hanya Dia tempat berlabuh seluruh rasa, muara segala asa.

Tuesday, August 08, 2006

apa ya ini..

Maafkan...
Bukan atas apa yang terasa, tapi alasan merasakan (kembali)
Bukan sesuatu yang istimewa, atau pantas dipertanyakan
Hanya sebuah rasa yang menyeruak bersama dengan pertanyaan, 'pantaskah?'

Thursday, July 13, 2006

Satpam(s) baru

Sebelum membaca, penulis mengingatkan bahwa cerita ini (mungkin) berbau narsis, sehingga disarankan untuk menyediakan tas kresek, sapa tau pengen muntah pas tengah-tengah baca hehe..
Hari Sabtu yang lalu, mbak ini nelpon ke rumah katanya lagi sendirian di kantor lembur ngerjain RKAP yang deadlinenya tinggal 2 hari lagi. Setelah makan siang, ngurus ini itu anu inu, mandi lalu aku dan Shaby berangkat ke kantor, mo nemenin si tante yang lagi lembur. Entah karena dandanan kami yang terlalu parah ato tampang imutku yang tidak dipercaya sebagai pegawai kantor*plak!*, setiba di gerbang satpam ngeberhentin kami dan bertanya :
satpam : siang mbak, mo kemana?(mungkin sambil mikir : ini mbak2 dan adeknya *hayaahh...* mo ngapain siang2 bolong gini jalan2 ke PLTU..)
aku : siang, mo ke UBHAR
satpam : mo ada perlu apa? ini kan hari libur ! (wajah galak tanpa senyum)
aku : (mlongo..) lho... mau..lembur. saya kan pegawe UBHAR (mulai menguasai keadaan..galak amat jack!!)
satpam : ooo..(lebih mlongo dari aku) pegawe toh...(garuk2 kepala)
Kejadian dicegat satpam kayaknya menjadi tema cerita minggu ini. Kemarin sore pas pulang kantor, satpam yang biasanya cuman dikasih cengiran kuda sambil dadah2 sok akrab langsung sigap membuka gerbang kali ini bergeming, lah aku sudah curiga ada apa lagi nih ? beneran deh, satpam yang masih culun (kliatan banged dari wajah dan seragam barunya kalo dia satpam baru) turun dari pos jaga dan memberi hormat :
satpam culun : slamat sore mbak, bisa dibuka bagasinya
aku : heh? bagasi ? waduh bentar pak ( mundurin kursi dan mencari2 tombol pembuka bagasi)
satpam culun : belon kebuka mbak, bisa nggak ?
aku : (mulai panik..haduh susyah amat sih, apa macet yah..) angel pak..
satpam culun : gak bawa apa2 toh mbak? kosong toh bagasine?
aku : (nyengir asem..gile aje dituduh bawa apa2..) ketokane enggak pak, lha ga iso dibuka jeh..(sambil tetep berusaha ngebuka..dduh..) hlahh..tuh pak bisa..
satpam culun : (ngelongok isi bagasi) ealah kosong mbak..
aku : (dari tadi juga dah dibilangin, ngeyel sih..)
satpam culun : sampeyan arek magang opo PKL seh mbak ?
aku : (mlongo) lho, aku iki karyawati ubhar pak..
satpam culun : heh? karyawati?
aku : (tancap gas meninggalkan si satpam culun sambil terus nyengir..dan nyengir..makin lebar..dan lebar...)
I just can't stop smiling all the way back home.. ternyata badan melar kesana kemari tak mampu menutupi pancaran keimutan dan keluguan wajahku*plak!*
Haiyah...bisa2 abis dikira anak magang ato PKL ntar aku dikira orgil lagi...

daftar 'hitam' puanjuang...

Beberapa hari yang lalu si mbak ini ngirim email ga penting yang isinya 'daftar 'hitam' puanjuang.. Puanjuang dalam arti sebenarnya (kalo ga salah ada sekitar 30 nomer ya jeng) Daftar apa gerangan? aku terikat sumpah untuk ga bilang ke siapa-siapa apalagi mempublikasikannya disini hehehe. Yang jelas setelah jeng yang ini juga mengaku kalo daftar miliknya tak kalah puanjuang, aku jadi tergelitik untuk bikin my own long 'black' list walopun aku pesimis bisa sepanjang mereka berdua, secara diriku susah mengingat nama, apalagi lengkap ! duh! ampun deh.. Namun dengan alasan stabilitas dan keamanan 'nasional' aku memutuskan daftar itu biarlah hanya tersimpan di kepalaku sajah, but somehow it took me way back to my spicy time.. Pas ngobrol sama si jeng ini sih kita sambil ngikik2 gitu, eh malemnya pas denger Blue Eyes Blue nya Eric Clapton, kok jadi syahdu pilu sendu merayu gini, apakah 'rembulan' akan asegera datang (lagi..) hehehe...

Monday, July 10, 2006

Kamu masih se-yummy yang dulu (sebuah wisata boga nostalgia..)

Jumat kemarin adalah saat2 'sengsara membawa nikmat' bagiku. Gimana enggak? Rapat anggaran yang membosankan-dan sudah matimatian kuhindari dengan berbagai alasan- ternyata membawaku pada kenangan masa lalu tentang jajanan masa kecil. Selepas rapat, aku dan mbak ini, serta seorang ibu yang lain memutuskan untuk makan siang di SMP 1 Surabaya. Apa yang istimewa dari makan siang disana? Sebetulnya ga terlalu istimewa sih jika di masa lalu aku tidak pernah menikmati jajanan disini, tapi karena jaman sekolah di daerah itu selama 6 tahun itu uang jajan paspasan (buanget..) maka bisa menikmati sederetan jajanan disana seminggu sekali saja sudah syukur alhamdulillah, sehingga rasa jajanan yang sebetulnya tidak terlalu istimewa sekali bisa jadi sangat nikmat. Sekarang ketika sudah punya uang jajan yang bisa dipake buat jajan sepuasnya disana (harganya kan harga anak sekolah hehehe..) eh malah ga bisa sering2 mampir karena...jauh bow!
Maka ketika ada kesempatan makan siang disana, kami bertiga kalap bukan kepalang .. bayangin ajah disana tuh berderet2 menggoda selera ada pangsit mie ayam, gado2, bakwan, aneka es, kueh leker dan agak kesanaan dikit ada juga yoghurt pheeww... tekad membaja yang sangat mulia (kata suamiku) untuk berdiet pun langsung menguap tanpa bekas. Semangkuk mie pangsit dan semangkuk (lagi) es kacang ijo pun dipesan, sementara si mbak dan ibu pesen bakwan kumplit plus es jeruk. Setelah tandas, si mbak berinisiatip untuk nampah seporsi lagi bakwan kumplit dimana aku nitip siomaynya dua biji, dan si ibu tengaktengok bimbang dan ragu. Bukan..bukan bimbang mo ikutan nambah ato enggak, tapi bimbangnya mo nambah apa hehehe, akhirnya dia memutuskan untuk nambah gado2 ajah sepiring. Dan jadilah kami bertiga tersipusipu ketika si abang bakwan menghitung segala rupa hidangan yang kami tandaskan. Setelah itu si ibu nyeletuk, "kakakku yang dijakarta malah kalo pulang kemari pangsit, gado2 dan bakwan semua ngantri untuk dinikmati bergantian" , yak..semuanya dinimati dalam sekali kunjungan. Cukup menghibur buat tiga orang wanita yang baru saja melahap ruparupa jajanan secara marathon haha.. Girls, kapan2 kita wisata boga lagi ya..

Wednesday, June 28, 2006

pantaskah ?

pantaskahmempertanyakankepantasanharapanmendapatucapanselamatharijadidari
seorangtemanyangjuga suamidanayahoranglainyangterwujudkandalamsebuahpinta?
pantaskah?

Tuesday, June 13, 2006

Jealousy's in the air...

Why do I come back with such a topic? Karena selama cuti kemarin aku sempat amat dipusingkan oleh yang namanya CEMBURU. Pertama Shaby, yang memang belum pantes punya adek, cemburu pada pandangan pertama pada Zulmi, adek barunya. Dampaknya dia menggelar aksi mogok ga mau tidur seranjang dengan kami semua. Alhasil si bapak, karena ga tega, ikut nemenin dia tidur lesehan beralas kasur tipis. Belum lagi dalam setiap kesempatan dengan niat suci mulia pengen ngesun si adek, taunya kebablasan kepalanya nyeruduk pipi si adek yang tentu saja karena kaget campur geli kena rambut kriting mbaknya, langsung nuangiss.. Dan masih banyak lagi tingkah Shaby yang mungkin maksud ekspresi rasa sayang tapi perwujudannya sering membahayakan adeknya, karena apa? cemburu! Ketika tidak ada pilihan lain dia minta digendong olehku, si adek di taruh ajah. Tapi kalo bapak ada, mama gak laku..bapak stay away from adek, you are mine gitu kira2 pesan yang disampaikan si Shaby hehehe..
Kemudian di penghujung cuti aku disuguhi tontonan bak pilem india oleh para asistenku..pheeww.. Selama ini aku punya 2 asisten yang memang kusiapkan untuk ngemong anak2, nah ternyata aisten junior tak bisa merebut hati si sulung dan tak berani pula menggendong si bungsu, jadi gimana?? jadilah aku, dengan berat hati karena berat di kantong, nyari seorang asisten lagi. Pas udah dapet temen sekampung 2 asisten terdahulu, aku lega, paling tidak meminimasi kemungkinan berantem lah. dua tiga hari masih okay, jalan seminggu mulai deh kelaiatan ada perang dingin 2 asisten terdahulu, sebut saja namanya Dewi dan Rini. Yang biasanya saling ngebantu mana yg repot, sekarang sih boro-boro, yang ada diem2an, ga mo nyapa. Padahal mereka berdua ini sepupuan lho. Si asisten baru, sebut saja Wulan, merasa ga enak berada ditengah perseteruan dua saudara ini. Selidik punya selidik ternyata si Rini cemburu buta ke Dewi karena pujaan hatinya, anak tetanga deket rumah, rupanya sering ngobrol sama Dewi, apalagi Dewi sering ngajak Shaby jalan keliling komplek dan mesti ngobrol di depan rumah si cowok. Halahalahahah.... perasaan Shaby masih kecil knapa aku dah harus dipusingkan dengan urusan cemburu buta ala abege gini ya.."Ya, latihan Ma...", gitu kata suamiku trus cuek. Wah ini ga bisa didiemin, aku panggillah pihak2 yg berseteru, trus kuceramahin..bla..bla..bla..yang intinya : Ngapain seeh ribut ma sodara gara2 cowok, duuh.. singkat cerita mereka pun berpelukaaan ala teletubbies. Kukira selesailah urusan ini, eh ga taunya ad atelpon dari kampung nyuruh si Rini pulang untuk jangka waktu tak terhingga dengan alesan ibunya hamil muda lagi mabok2nya, si Rini musti ngurus adek kecil dan simbahnya. Aku percaya semua cerita yang disuguhkan padaku, baru di belakang hari aku tau dari Dewi dan Wulan kalo itu akal2an si Rini untuk bisa mudik forever karena ga betah jika terus2an harus dibakar api cemburu (tsaahh..) menyksikan keakraban Dewi dengan pujaan hatinya (duh dangdut banget emang..) Trus dia ngarang cerita biar dia bisa mudik, kayak pilem india Kuch Kuch Hotta Hai dimana si cewek yg memendam cinta dan terbakar cemburu rela pulang kampung demi kebahagiaan sahabatnya, GUBRAK !! Adduuhh.... cemburu ternyata bisa bikin orang jadi kreatip yah..

Monday, June 12, 2006

I'm back to the world (again)..

Pembaca yang budiman, dengan berakhirnya cuti hamil saya, maka bersama ini saya menyatakan akan berkiprah kembali di dunia persilatan hehehe... Yup, I'm back (again). Teror tlah kembali dan mengguncang malam.. Alhamdulillahi rabbil alamin, atas doa anda semua, telah lahir putra kedua saya, Muhammad Arya Zulhilmi Aziz (Zulmi) pada hari Kamis tanggal 23 Maret 2006 di RS Mitra Keluarga Surabaya, dengan berat dan tinggi badan 3750 gr/ 50 cm. Semoga menjadi anak yang sholeh dan sehat selalu, amiin..cerita selengkapnya ada di blog yang ini. sekarang saya mo beberes dulu ya, lots of thing to do..

Monday, March 06, 2006

CUTI yuks..

Dengan usia dan ukuran kehamilan yang makin mendekati saatnya, maka bersama ini saya menuntut hak saya, ya! cuti! Tapi Bosku yang baik hati ramah tamah dan tidak sombong itu akhir2 ini suibuk sekali.Diawali dengan rencana restrukturisasi dan reorganisasi Unit Bisnis kami, dan sekarang beliau diangkat jadi Dirut anak perusahaan....adudududuh makin susah deh dicarinya :(( Truly, Sir, I'm happy for you..tapi mbok ya itu surat cuti saya di acc dulu duong huhuhuhu :(( Aturan sihsaya cuti 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah melahirkan, nah perkiraan melahirkan tanggal insyaallah 22 Maret, berarti kan harusnya 22 Februari saya sudah cuti, tapi Bosku yang baik hati ramah tamah dan tidak sombong itu menjanjikan untuk cuti mendekati saat hari M (melahirkan. red) dengan iming2 kompensasi keterlambatan cuti ditambahkan setelah melahirkan..mm..tawaran yang menggiurkan...Tapi janji janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi :(( kini si Bos susyah dicari :((
Beberapa usul mulai dari yang waras sampai yang tidak agak waras pun dilontarkan, "kamu titipin sekretaris bos aja surat cutinya.." ada lagi yang " kamu takut2in aja, ancem Bapake..ntar kalo ga dikasih cuti saya brujulin sekarang nih Pak.." hehehe.... Seperti hari ini, sisa kerjaan sudah kelar, beberes file juga sudah, bersih2 meja done, enaknya ngapain lagi yah ?? Atas usul si mbak, aku menulis 'salam berpisah untuk berjumpa' (dangdut banget yak..) ini. Jadi pembaca setia blog saya yang budiman (dan budiwati..) *pe de mode on* kalau dalam 3 bulan ke depan blog ini tidak diupdate, itu pertanda Sang Juragan (me !) sedang cuti melahirkan, mohon doa restunya semoga proses kelahiran berjalan lancar jaya sehat selamat sejahtera sentosa sepanjang masa..

Friday, February 24, 2006

alone against the world...

Dua minggu ini (lebih tepatnya 12 hari kalo ga salah), dimulai dari Jumat mingu lalu sampai Selasa minggu depan, I'd ve been single parent ! Suami dinas ke negeri antahberantah meninggalkan balita 1,5 tahun dan istri yang makin susah bergerak lincah karena menggelembung akibat hamil 9 bulan dan tinggal menghitung hari mo brujul :D
Di awal-awal kepergiannya sih ga kepikiran kalo bakalan banyak tetekbengek yang biasanya luput dari pandangan dan mau gak mau harus ditangani. Misalnya, ga tau kenapa tiba-tiba saluran telpon di rumah putus, tidak ada nada samasekali, sedangkan HP ketinggalan di rumah mamah..waduduh...mana hujan badai selalu datang menghampiri di sore hingga malam hari. Serumah hanya berisi 4 cewe (yg satu masih balita lagi..) tanpa alat komunikasi, gimana kalo listrik padam , gimana kalo kabel telpon itu emang sengaja diputusin..hiyy..syereemm... alhasil paginya aku ke kantor dengan peruangan melawan kantuk yang amatsangat karena malemnya ga bisa tidur. Beberapa hari yang lalu juga, gas habis, wah musti ngeganti tabung sendiri nih.. Pekerjaan yang selama ini kukira amatsangat mudah untuk dilakukan sehingga cukup dilakukan oleh suami tercinta (hehehe..) ternyata oh ternyata knapa pula tabung ini berbunyi ngeces ketika regulator slangnya dipasang yah :-? aku sudah siap-siap mo minta tolong bapak tetangga depan rumah ketika karet tabung elpiji baru itu ku otak-atik sedikit, ganti dengan karet lama dan voilaa!! nggak ngeces lagi...hebat sodara sodari..
Belum lagi si bayi kecilku yang kangen banget ma bapaknya karena ga pernah ditinggal sampe salama ini sebelumnya. Tiga hari terakhir ini ada saja ulahnya yang mengharukanku, menarik-narik selimut bapaknya sambil berkata, "imut bapak ku..". ato terbangun di pagi hari dan bertanya, "bapak ku tah?" dan melihat ke kamar mandi ( biasanya bapaknya sedang wudhu untuk sholat shubuh dan akan segera keluar menjawab panggilannya) ketika didapatinya kamar mandi gelap dia mulai menangis. Dan yang terbaru, tadi pagi dia bangun dan bilang, " mamah, abina diajak bapak..bapak cayi uang ?" aduh, menenangkan balita yang lagi kangen sama bapaknya kadang membuahkan keharuan tersendiri... Dan masih berapa hari lagi yaa..sampai si bapaknya itu pulang, hehee..

Thursday, February 16, 2006

....

maybe I've asked for too much
much more than I deserve..
and then
I'm done with asking..

Wednesday, February 08, 2006

'uninvited'

Dalam perjalanan ke Jogja, HPku berdering, nomernya tak dikenal, siapa ya ?? Pas kuangkat suara di seberang begitu familiar

Aku : halo
Suara di Seberang : halo, maya yah?
Aku : yup
SdS : deby nih
Aku : Oh iya, deb..inget kok, pakabar ?
SdS : baik, kamu dimana nih?
Aku : lg di kereta mo ke jogja, oia selamat ya..aku dah nerima undangannya..
SdS : wah..mo ke jogja ya..ga bisa dateng dong ?
Aku : Jumat malem balik kok, acaramu minggu malem kan? insyaallah kuusahakan dateng
SdS : oo..gitu, ya udah thanx ya..

wohoho..undangan resepsi ngunduh mantu temen kuliahku itu sudah kubaca sebelum aku berangkat, tapi telepon barusan membuatku merasa penting selain kami dulu lumayan deket juga karena si pengundang merasa perlu mengingatkanku untuk hadir hehehe *ge er mode on* sekaligus mengingatkanku akan keriaan yang menanti minggu malam nanti. Kawinan kan sarana reuni murah meriah, can't hardly wait until sunday night..
Pas minggu malemnya, bersama suami dan kedua anakku ( satu digendong, satu lagi di perut ), aku datang ke kawinan temanku ini. Setibanya disana, ritual seperti layaknya dateng ke pesta kawin pun kami jalani. Datang, antri, isi buku tamu, masukin angpau, antri lagi, naik panggung, salaman dengan bapak ibu mempelai dan salaman dengan kedua mempelai, ketika "Selamat ya deb.." kataku ".iya makasih..mmm..." tapi wajahnya tak bisa berdusta kalo dia tak mengenaliku sampai beberapa detik lamanya.."oalaahh..maya tah.." GUBRAKK!! dongkol banget..pas aku nengokke belakang suamiku nyengir lebar "duh kaccian deh mama, dah ramah tamah eh taunya ga dikenali hehehe" aku main dongkol...
Ketika sampai penghujung acara tak kujumpai segelintir pun teman teman kuliah kami dulu, aku jadi makin putus asa..apalagi suamiku dah siap dengan ledekannya "lho temen-temenmu mana? kamu kan dah ga sabar pengen reunian sama mereka.." " au' ah gelap.."