Pages

Friday, May 27, 2005

another conversation in my head..

"kenapa May ?"

"it's just me, it's absolutely not about you !"

"kenapa bukan aku ?"

"karena memang bukan kamu.."

"..dengan semua kekuranganku.."
"mengertilah, aku sudah memutuskan sesuatu yang harus kupertahankan dari segala 'ujian' "

"kalau karena aku yang datang belakangan, adilkah ?"

"ketika keputusan sudah bulat, perlukah keadilan dipertanyakan ?"

" selama belum ada ikatan.."

"karenanyalah disebut ujian, dan kamu dan semuamu adalah 'ujian' yang berat bagiku"

"kamu ingin lulus May ?"

"ketika aku sudah memilih, insyaallah aku siap diuji.."

Penggalan percakapan yang entah kenapa, shubuh tadi kembali melayang di udara...

Thursday, May 26, 2005

HPS ( Hari Pijat Sedunia )

Long weekend kemarin menjadi hari pijat sedunia bagi kami bertiga, bagaimana tidak..kami bertiga dimulai dari sang emak,dalam hal ini , aku, trus shaby dan last but not least si bapak juga ga mau kalah.. Akhir2 ini shaby susah tidur, kemarin batuk2 badannya panas, kata orang tua bisa aja karena kedlinges (semacam keseleo ato apalah) karena si bayi sudah banyak tingkah, mulai berdiri2, merangkak kesana kemari... jadi jangan keburu ngasih macem2 obat, coba dipijet dulu ke dukun bayi..
Sementara aku, sejak beberapa hari yang lalu pagi hariku selalu diawali dengan sakit punggung yang menyiksa, segala pijatan suamiku dah ga mempan rasanya, maklumlah..gratisan siih.. Dan si bapak, suamiku,tentu saja tak mau ketinggalan, dengan berbagai macam keluhan klasik sejak zaman baheula : pegel linu, cenut cenut, pinggang encok, sering kram..( kayak baca khasiat jamu pegel linu ya ). Saat2 mudik ke rumah mami pun diwarnai dengan acara bookingmembooking tukang pijat untuk kami bertiga. Si Shaby langsung nyenyak tidurnya setelah dipijat, mungkin badannya berasa nyaman..dan aku, segala sakit punggung hilang musnah berganti rasa segar dan ringan..Aku jadi kepikiran untuk berencana menjadwalkan hari pijat sedunia ini tiap bulan sekali ahhh....

Monday, May 23, 2005

mie hangat nikmat saat hujan lebat...

Pagi ini, langit warnanya biru kelabu, dingin banget.. trus gerimis.. tapi ntar dulu.. ga ada waktu buat beromantis-romantis. Shaby yang pagi-pagi buta sudah bangun, sekarang kelaperan, it's baby feeding time!! Done with that, ritual mandi pagi dan ber dah dah bye bye sudah menanti. Hujan makin deres, makin duingin. Secangkir kopi setiba di kantor lumayan menghangatkan perut, tapi..kkriuuukkkk........ ups..laper..
Dalam perjalanan ke kantin, " hai mbak, wah pinky neh..ceria sekali!!"
"eh,mbak..payung fantasi..di surabaya ujan deres ya"
"adduh pengantin baru..kamu kamu lagi bosen ah"


Aku jadi heran pada diri sendiri... kenapa perut dan mulutku nggak kompak ya.. yang satu merengek minta diisi, eh yang lain malah nyerocos kelebihan energi, ada apa di kopiku tadi ?? secangkir kopi di pagi yang dingin kan gak bakalan bikin mabok kafein ?? Semangkuk mie rebus lengkap dengan sayuran plus telur mata sapi plus (kok banyak plusnya yah..) baso daging, masih panas dengan asap mengepul..mm..aromanya menggoda selera...ssllrrrp..yummy !!
Apalagi yang lebih nikmat di pagi hari gerimis yang makin lebat selain semangkuk mie hangat...

Tuesday, May 03, 2005

di usia 27..

Alhamdulillah ya Allah,
di usiaku yang ke-27..
Kau masih mengizinkan aku berada ditengah mereka
Kedua orang tuaku, saudara-saudaraku,
Suami dan anakku, sahabat2ku..

Ampuni aku ya Allah,
di usiaku yang ke-27..
Telah begitu banyak dosaku
Sering kusalahartikan cobaanMu
Sering takkusyukuri nikmat dan karuniaMu

Ampuni aku ya Allah,
di usiaku yang ke-27..
Tak banyak yag bisa kuperbuat untuk mereka
Orang2 terkasihku, orang2 sekelilingku
Yang bahkan mungkin pernah tersakiti olehku

Izinkan aku ya Allah,
di usiaku yang ke-27..
Memanjatkan sebentuk doa padaMu
Semoga keberadaanku lebih membawa manfaat
Karena seperti kata seorang sahabat
Tidak ada tahun yang berulang,
Hanya ajal yang kian menjelang...

Monday, May 02, 2005

tentang berbagi dan menikmati hidup...

Rutinitas keseharian sering membuat kita menjadi 'tawar', segala sesuatu jadi terasa seperti terprogram, 'sudah seharusnya', segalanya diukur dengan materi, semuanya serba tergesa karena, sama dengan uang, waktu jadi begitu berharga (bahkan untuk orang2 terkasih sekalipun..) Dan aku tak pernah menduga akan mendapat pelajaran yang begitu berharga, tentang pertemanan, tentang makna berbagi dan menikmati hidup, justru dari orang yang baru saja ku kenal.
Hanasaki san, begitu suamiku memanggilnya, engineer sebuah perusahaan jepang di surabaya, usianya sekitar 50 tahunan dengan postur tinggibesar dan sorot mata yang smart membuat sisa2 ketampanan masa lalunya masih jelas terlihat. Pekerjaan mengharuskan mereka berdua sering bertemu dan mendiskusikan masalah2 teknik,tentang mesin2 pembangkit dan tetekbengeknya, tapi selebihnya mereka berteman. Dan arti pertemanan mereka baru terasa olehku ketika selama 2 minggu penuh suamiku tergolek di rumah sakit. Hanasaki san, setidaknya datang dua kali sehari sambil menanyakan kebutuhan kami dan membawakan iniitu meskipun kami tak meminta, dari mulai tikar lipat sampai teri nasi masak wijen bikinan sendiri yang dipercaya berkhasiat menyembuhkan sakit suamiku, dan dia bilang, "ini bukan dari perusahaan, ini dari saya, kami teman" katanya sambil melirik suamiku.
Pernah suatu ketika kami berkunjung ke hotel tempatnya menginap, suasana jepang yang kental langsung menyapa begitu kami memasuki ruangan, lukisan2 jepang dalam berbagai ukuran dipasang di dinding, "itu saya sendiri buat,mana mau ambil saja". Belum habis kami terpesona pada lukisannya dia melesat masuk dan keluar lagi dengan beberapa cangkir ice coffe dan sepiring biskuit cokelat. Anakku langsung tertarik dengan segerombol monyet2an kecil berwajah merah dari kain perca yang dipajang di bawah lampu baca. Segeralah kami berdua terlibat perebutan seru monyet2an kecil itu, alhasil salah satu monyet malang itu putus ekornya, "Maaf Hanasaki san, ekonya putus" kataku. "Biar saja, tidak apa2, cukup di lem, mana mau ambil saja, ibu saya sendiri buat, orang datang mana suka ambil saja" tahulah saya darimana dia mendapat pelajaran berbagi, dari ibunya ! Dan dia bercerita bagaimana ibunya selalu bertanya pada setiap tamu yang datang ke rumahnya "sudah makankah?" dan apapun jawabannya selalu berakhir di meja makan, makan bersama. Dia juga bercerita tadi pagi dia pergi ke panti asuhan, dia memang suka mengumpulkan kemasan2 plastik, koran bekas, baju bekas..apa saja yang bekas dia kumpulkan dan dia sendiri yang memberikan ke para pemulung di kolong jembatan, anak2 di panti asuhan..katanya kebahagiaan mereka yang menerima adalah kebahagiannyanya juga. Hidup ini singkat, mungkin berakhir di hitungan 60 tahun, dan inilah caranya menikmati hidup.
Sepulang dari kediaman Hanasaki san, satu hal yang melekat di benak ku adalah bagaimana seorang ibu mampu menanamkan kemampuan menikmati hidup melalui kesediaan untuk berbagi dengan sesama.. aku belajar bahwa untuk dapat menanamkan kesediaan untuk berbagi, kita harus terlebih dahulu merasakan kenikmatannya...mudah2an aku bisa,amiin..

siapa suruh datang jakarta....

siapa suruh datang jakarta..siapa suruh datang jakarta..sendiri suka sendiri rasa...lagu itu yang minggu lalu terngiang2 di telingaku, kenapa ? kewajiban mengikuti pelatihan membuatku harus merambah belantara ibukota yang, jujur saja, membayangkannya saja sudah malas, apalagi menjalaninya..
Pagi2 aku harus bangun buru2 mandi dan sarapan pagi di warung sebelah mess di daerah kramat kwitang trus nyegat metromini nomer 15 yang ke WTC jl. sudirman, gitu juga sebaliknya...yang lucu pas hari pertama aku pulang training, dengan pe de kuikuti bapak2 (cuman seorang ding bapaknya :p) rekan sekantor sesama trainee ke tempatnya menginap ya di mess itu karena katanya sudah dibookingkan satu kamar untukku. Dia bilang kamarnya ga terlalu bagus sih mbak, gpp lah kataku melihat posisinya sebagai penyelia kupikir sehemat2nya dia ga bakal parah deh..memasuki mess semakin kusadari perkiraanku ternyata meleset, jauuuuhhh..... kamar yang kudapat luas sekali, berisi 3 tempat tidur single dengan penerangan seada2nya, perabotan uzur berupa lemari dan meja kursi besi yang sudah karatan, oia tambah satu kaca yang bukannya memeriahkan malah makin menambah kusam suasana :( belum lagi nyamuk2 dan bau bangkai (kayaknya tikus mati di plafon) yang seakan menyiapkan pesta penyambutan untukku...tapi untung ada ACnya, kataku menghibur diri melihat AC window yang mendengung nyaring di dinding, dan kamar mandi di dalam kataku sambil melongok ke kamar mandi, dan mendapati ruangan kosong di sebelah kamar mandi...gelap...hiyyy syeereemmm...gak tahan ku telepon Rona di gresik untuk menyampaikan 'laporan pandangan mata' menceritakan seberapa parahnya keadaan disini. Dengan suara lantang berapiapi aku bertelepon sambil sesekali menyesali kemalasanku mencari penginapan dan kebodohanku yang terlalu ber-positive thinking terhadap deskripsi si bapak tentang keadan penginapan, diselingi beberapa sound effect dan gambaran batapa 'memilukan' keadan disini dan tawa Rona yang kian renyah meledak2, acara bertelepon kami jadi makin seru. Begitu telepon kututup, dok..dok..dok(terdengar ketukan yang lebih mirip gedoran di pintu)..asalamualaikum..mbak..mbak maya..huaa..GUBRAK!! si bapak, yang barusan kucela karena amatsangat berhemat dengan anggaran perjalanan dinasnya, ada di balik pintu...sudah berapa lama yaaa dia disana? kira2 denger gak ya isi pembicaraannku ? Dan seala pertanyaan itu terjawab sudah ketika kubukakan pintu sapaan pertamanya adalah,"gimana mbak..nggak enak ya? kalo nggak betah pindah aja.." Keruan aja aku jadi salting "eh iya nih Pak, saya pindah aja besok ya, semalem ini biar aja disini" kataku sambil menangkap sosok tikus berkejaran di palang2 kayu..hiyyy...
Begitulah alhasil besok malamnya aku pindah dari mess ke hotel belakang mess, ga begitu jauh sih tapi lumayan lah, dan yang paling penting aku bisa istirahat-dalam arti sebenarnya. Hari ketiga dan seterusnya aku pindah lagi ke hotel tempat Rona menginap, dibantu intrik2 dan sedikit tipu muslihat dari Doddy bisa juga kuakses kamar Rona sementara sang empunya masih di bandara Juanda hehehe... Dan 'perjalanan ke barat' ini ditutup 'manis' dengan rangkaian ujian LAC yang amit2 susye disambung dengan delay penerbangan yang cukup membuat kelaparan (kelaparan?!?! what a disaster....). Siapa suruh datang jakarta..siapa suruh datang jakarta..sendiri suka sendiri rasa...