Pages

Friday, September 08, 2006

Belum tua kok sudah pikun

Lupa. 'Penyakit' yang akhir-akhir ini begitu kerap menyerangku, sepertinya bahkan menjadi tema cerita minggu ini. Mungkin kalau suamiku tahu dia akan balas bilang, " semua2 kok lupa, apa sih yang diinget2" karena mantra itu yang selalu kurapal jika dia membuat (atau kupaksa membuat) pengakuan dosa telah melupakan sesuatu bahkan yang sudah kuingatkan dengan teliti, hati-hati dan... sering! Di awal minggu aku melupakan berkas babe besar yang kujanjikan akan kubawa keesokan hari setelah diperlukan untuk rapat di Kantor Pusat, tergopoh-gopoh 'kutodong' babe besar untuk 'meminjamkan' mobil beserta pengemudinya untuk menjemput si berkas tadi.
Pada pertengahan minggu, baru menginjakkan kaki di kantor dan akan mengawali hari dengan leyeh-leyeh sejenak karena si babe besar sedang dinas luar, tiba2 telepon berdering. Ibu 'penguasa' sekretariat dengan setengah sewot menagih helmnya. Helm yang kupinjam secara menghiba-hiba minggu lalu dengan iming-iming janji segera kembali esok hari. Sambil memohon maapnya si ibu dan setengah memaksa aku minta tolong diantar 'menjemput' si helm itu tadi. Lha kokya pas di kedua kejadian ini aku sedang tak berkendaraan ke kantor. Jadi ya musti ngerepotin sana-sini. Untungnya rumahku hanya 10 menit dari kantor.Eits. Ngeles.

Sebelum minggu ini berakhir masih juga ada lagi kejadian 'lupa' yang lain. Kali ini sepertinya lebih parah. Suamiku yang sedianya harus mengikuti workshop apaa gitu di Surabaya bela-belain mampir ke kantor dulu mengantarku lalu berangkat dari kantor bersama rombongan lenongnya, supaya kendaraan bisa kupakai ke dokter sorenya sepulang kantor (atau supaya dia ga usah nganter aku ke dokter ya hihihi). Setibanya di kantor, pas mo bayar langganan susu kedelai, eh..lho..dompetku mana yak.. waduh.. *bongkar-bongkar* kok ga ada sih *gubrak-gubrak, gali lebih dalam*.. dan..ohhh iyaa kemarin kan aku belanja pampers buat para bayi trus dompetnya dikeluarin...walah..ketinggalan di rumah berarti. Tak kehilangan akal, kutelpon Abbas, cleaning service segala bisa andalanku hehehe, di pool kendaraan, minta tolong diambilkan dompet yang ketinggalan di rumahku. Lha kalau ga ada dompet, lha nanti mo ke dokter bayar pake apa? daun? atm? juga ada di dompet! lha terus sim dan stnk? ada di dompet juga! Kesimpulannya : memanggil Abbas memang langkah yang tepat. Sekali lagi, untung rumahku deket dari kantor cuma 10 menit *plak!*

Oia si Abbas ini sudah mahfum mengenai permasalahan penyakit lupaku ini. Belum lama ini dia juga sempat kurepotkan ketika sehabis istirahat siang dan belanja ke Pasar Besar Gresik bersama ibu2, kunci mobil kutinggal di dalam mobil yang sudah kukunci pula. Waduh... saat itu aku panik betul, tapi bukan Abbas namanya kalau tak bisa menyelesaikan persoalan beginian. Dia pinjam penggaris besi panjang milik receptionist kami dalam upaya mencongkel kunci lewat celah2 pintu, yang akhirnya gagal dan berakibat penggarisnya nyemplung ke celah2 pintu dan menimbulkan bunyi "eklek2" pada posisi tertentu terutama ketika jalanan berlubang dan mobil jadi ajrut2an. Oh Abbas.. tapi dia tak putus asa, dipanggilnya temannya yang tukang kunci buat nyongkel itu pintu mobil dan sekalian bikinin kunci duplikat. Pheeww... sampai menjelang Maghrib usaha kami itu baru membuahkan hasil. Suamiku yang sepulang dari tugas keluar kota mendapati mobilnya dhedheldhuel kunci dicongkel dan celah pintu kemasukan penggaris besi cuma bisa geleng-geleng kepala ketika tahu alasannya, lupa. Untungnya dia ga kepikir buat membalas mantraku dengan mantra regularnya, "belum pikun kok sudah tua"

1 comments:

Anonymous said...

huakakakakakakakakaka....parah nemen penyakitmu kuwi .....

ingat pepatah ...
banyak ingat, banyak lupa
sedikit ingat, sedikit lupa
tidak ingat, tidak lupa

gitu aja kok repot
kekekekekekekeke........