Pages

Monday, July 11, 2005

kebebasan tak tanpa syarat

Semesta kecil itu kupugar sudah
Terima kasih telah menyuntikkan kesadaran baru sebagai elemen dasarnya
Bahwa tiada tempat bersandar selain Dia
Tak juga orang-orang teristimewa
Segala ikatan sosial yang kini membelit rumit
Menempatkanku pada kesendirian
Aku bukan hanya aku, aku anak ayahbundaku
kakak adik-adikku, keponakan paman-bibiku, cucu kakek-nenekku
aku sekarang adalah juga
istri suamiku, ibu anakku, menantu mertuaku
dan simpul-simpul baru yang timbul dengan sertamerta
Tapi kesemuanya mengisyaratkan satu hal
Sesungguhnya aku, hanyalah aku, sendiri
Terpenjara dalam kebebasanku
Serupa cermin yang memantulkan apa saja
Yang ada di hadapannya
Aku kehilangan asa
(dalam semesta kecilku yang baru, yang hanya ada aku)

1 comments:

Rona Nauli said...

cintaku, manjaku, pujaan hatiku, tralala trilili mewangi sepanjang hari.....hehehe...

DIA adalah sebenar-benarnya, satu-satunya tempat bersandar...
Pada akhirnya, aku, kamu, suamimu, akan sendiri-sendiri menghadap-Nya, bertanggung-jawab atas hidup yang dianugerahkan-Nya. Sendiri saja.

Alhamdulillah, kau menyadarinya.

Tapi neng, segala simpul ikatan sosial itu jangan membuatmu tak ber-asa. Kau adalah kau, aku adalah aku, apapun simpul yang mengikat kita. Simpul itu dihadirkan agar kita menjadi manusia utuh yang kelak akan menghadap-Nya dengan nilai terbaik.
Sendiri saja.