Pages

Friday, December 02, 2011

usia itu absolut, yang membuat relatif penampakannya :)

Awal minggu ini, sesuai undangan yang difax pada Jumat minggu lalu sekitar jam 5 sore, saya diajak Bos Besar saya menghadiri rapat di Kantor Pusat. Membaca daftar yang diundang, saya agak takjub juga, mengingat topik yang akan dibahas adalah usulan Unit kami untuk memberikan sertifikasi ahli pemeliharaan ke Kantor Pusat. Nah, usulan Unit kecil ini ternyata ditanggapi dengan serius dan membawa kami pada rapat hari itu, yang juga mengundang Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan mantannya (mantan Kapusdiklat maksudnya bukan mantan pacar), Kepala Divisi OD, dan beberapa Senior Manajer entah apa, saya juga tidak terlalu ngeh dengan struktur organisasi holding kami itu. Nah, saya, 'prajurit' wanita satu-satunya di ruangan itu, merasa terdampar dalam rapat strategis para 'Jenderal' pemikir dunia, setidaknya dari sekilas pandang saya kepada seluruh peserta rapat sih begitu. Sebagai bentuk pembunuh kebosanan pertanggungjawaban keikutsertaan saya dalam rapat ini, maka saya tetap menyimak dengan tekun setiap pembicaraan, dan menemukan bahwa selama ini kami sebagai anak perusahaan, bagaikan katak dalam tempurung. Kami sudah merasa hebat dengan pencapaian kami, walaupun dalam banyak hal memang pencapaian kami layak diacungi jempol. Tapi kami ternyata tidak mengetahui perubahan-perubahan strategis yang sedang terjadi di Bapak perusahaan kami, kami belum sepenuhnya meratifikasi seluruh peraturan Bapak perusahaan kami itu dan banyak hal lain yang berujung pada komentar, "oooo..." panjang dari saya, dalam hati tentu saja. Di tengah pemaparan dan diskusi-diskusi panjang itu saya memutuskan untuk merajut saja sebenarnya, tapi mengingat merajut pun saya tak bisa, maka saya membuat semacam minute of meeting untuk konsumsi pribadi. Biasanya dilengkapi dengan komentar2 iseng asal-asalan, namanya juga konsumsi pribadi. Selebihnya saya kembali menyimak jalannya rapat, dan bersyukur saya tidak perlu mempresentasikan usulan Unit kami di tengah 'para dewa' ini karena Bos besar sudah membereskan segalanya *yess!! Di tengah sesi tiba-tiba mereka menyadari, bahwa sang pengundang dan sang tuan rumah rapat ini, keduanya adalah dua pihak berbeda, yang jelas bukan saya dan Bos Besar, tidak ada yang menyiapkan notulensi sebagai bentuk legalitas hasil rapat ini. Maka dengan semena-mena, mengingat saya satu-satunya wanita, tugas itu pun jatuh ke tangan saya. Dan saya bersyukur saya tidak melakukan hal yang biasanya pada minute of meeting saya itu , beberapa menit sebelumnya saya membunuh keinginan saya untuk menuliskan catatan penting : si Bapak di Ujung ke dua dari kanan kok mirip Richard Sambera ya *hahay..

Setelah isi notulensi disepakati, tugas berikutnya adalah mencetak untuk kemudian ditandatangani para pejabat berwenang. Ketika akan beranjak, bapak-bapak orang holding di sebelah saya bertanya, "Mbak, kalau SPPD ini ditandatanganinya kemana ya, kalau disini ?" dengan sigap saya pun lalu menawarkan bantuan, "biar saya bawa aja Pak, sekalian saya mau ngeprint ke atas". Mengingat si bapak adalah tamu #padahal saya juga tidak tahu siapa yang berwenang menandatangani dan ruangannya di lantai berapa, pokoknya saya menuju salah satu Subdit langganan saya di KanPus ini untuk numpang ngeprint, nanti dari sana baru bertanya.

Sesampai di lantai empat, setelah berhaha-hihi dengan penghuni ruangan, saya diijinkan membajak salah satu komputer mereka dan mulai mencetak. Taklama kemudian lewatlah si Bubun, yang dulunya pernah magang di Unit saya lalu ditarik ke KanPus. Seperti biasa dia menyapa heboh :
Bubun : "Hay Mbaak pakabar, ada acara apa kemari ?" #cipikacipiki
Saya : "Alhamdulillah baik, Bubun pakabar? Ini rapat sama holding"
B : "Owgh, yang di lantai 1 ya, pantesan ada si ***" #si Bubun menyebut nama bapak penitip tandatangan tadi. Saya kaget,
S : "Lah Bubun kenal Pak *** ?"
B : "Ya iya Mbak, wong kami seangkatan"
Oops...Nah lho..Kirain si bapak itu, yaahh.. speechless deh. Pantas saja, tadinya saya sudah menduga 'ada yang tidak beres', ketika si Pak *** tadi mengulas pengalaman benchmark dan hubungannya dengan proses yang sedang dan akan terjadi di holding, si bapak menyebut namanya untuk mengganti sebutan kata ganti orang pertama. Misalnya saya ngomong begini : Ketika berkunjung ke PT. XYZ itu, Maya (instead of saya!!) melihat banyak hal yang bisa kita tiru, lalu Maya sampaikan kepada Koordinator blabla.. , kurang lebih begitulah, kesannya manja banget ya :D Dalam hati saya membatin : kok ada ya generasi tua yang menyebut dirinya sendiri dengan namanya sendiri, bapak-bapak pula *sigh*. Salahkan saya yang tertipu oleh penampakan "Pak ***".

Sekembali saya ke ruang rapat, menyerahkan draft notulensi untuk ditandatangani dan tentunya menyerahkan titipan SPPD si "Pak ***", eh dia bilang begini,"Makasih ya Mbak, eh tadi ada dua yang masih ketinggalan, terus saya titipin ke lantai 5, gimana Mbak?" Reaksi saya? sambil pasang senyum termanis bilang, "sama-sama Pak, owgh gitu ya, waahh kok bisa ketinggalan sih Pak, ini yang 5 dah kelar nih, ntar coba bapak tanyain ke lantai 5 lagi yaaa, tadi saya ga dititipin sama si mbak sekretaris soalnya" hehehe..olahraga dikit kan gapapa ya"Pak" :D

Lalu rapat berlanjut sebentar dan saya menemukan fakta lain, bahwa salah satu peserta rapat dari holding, yang saya pikir usianya yaah... sebelas dua belas dengan "Pak ***" #tentunya setelah saya tahu kisaran usia si "Pak ***" ternyata adalah teman seangkatan Bos Besar saya yang berarti umur mereka berdua sepantaran !! Hadududuh...saya makin merasa bodoh dalam menaksir usia seseorang.

Sepertinya saya 'termakan' asumsi sendiri bahwa penampakan seseorang akan berbanding lurus dengan usianya, maka saya sering heran walaupun senang juga, ketika saya jadi 'korban' kesalahan penaksiran usia tadi. Saya pernah dikira anak PKL oleh satpam baru kantor saya, hampir 'digoda' anak-anak magang baru karena dikira kakak angkatan mereka yang berarti usianya sepantaran. Di kesempatan lain, sempat pula 'diinterogasi' ketika akan mengambil data yang tertinggal karena memasuki kantor di hari libur. Dan yang akhir-akhir ini, dipandang 'sebelah mata' karena kebetulan saya 'menempati kotak' yang biasanya ditempati orang-orang yang sudah sepuh senior. Saya tidak kesal, bahkan sejujurnya saya menikmati momen-momen 'dipandang sebelah mata' itu, saya merasa jadi tidak ada beban harus bagaimana bagaimana, kecuali untuk urusan yang memerlukan persuasif ya. Pernah suatu ketika, dalam kesempatan studi ekskursi mahasiswa dari "sekolah tinggi tinggi sekali", bapak dosen pendamping sempat berkata, "nggak nyangka ya, Ibu ternyata masih muda", eh?? Pernah pula seorang asesor eksternal meminta data langsung dari bos saya, dan berasumsi saya memberi jawaban yang ngawur, maaf ya bapak, dalam konteks ini, sayalah 'bos ngawur' itu hahaha.. tapi data saya real lho *wink* Dan yang paling baru, seorang calon mitra, dari sebuat biro perjalanan, tampak sangat ogah-ogahan mendengar penjelasan dari saya yang sudah berbusa-busa ini. Bukan masalah semangat sih, saya cuma ingin cepat selesai saja, jadi saya bisa mengerjakan yang lain, karena pertemuan dengan mereka tidak saya kategorikan bekerja :D Nah ketika salah seorang Supervisor saya masuk, yang kebetulan si bapak ini memang auranya sangat berwibawa, dengan kumis melintang dan suara yang 'dalam'. Orang-orang travel ini langsung tampak 'behave' dan sangat respect. Ooo..tahulah saya, mungkin yang ada di benak mereka : nih anak kecil ngapain lagi ngomong panjang lebar, bukannya langsung manggilin bossnya aja kek.. Ketika mereka berpamitan, si bos travel sepertinya tak tahan untuk tak bertanya, "kalau Bu Maya itu disini sebagai apa ya ?" saya harus menahan diri untuk tidak bilang saya office girl, yang berarti girl who work at the office hehehe, sebelum bapak Supervisor saya yang berwibawa itu memotong, "Bu Maya itu 'bos' saya" Aduhh... merusak acara deh Pak, penyamaran saya jadi terbongkar kan... Padahal saya berencana untuk berperan jadi juru ketik pada pertemuan kami yang berikutnya *sigh*

Gambar diambil dari sini

7 comments:

dian said...

dah ngekek2, pengen komen panjang ga bisa, sebel liat lembar LBEK-ku :p

Rona Nauli said...

mwahahahahaha...penampakan memang suka menipu ya, neng :p

lely_gesta said...

wakakakakak...ngakak trutama baris2 trakhir... pasti tuh bos travel langsung nyesel berat :D

May said...

@Dian : wkwkwk.. apaan tuh LBEK ;;)
@Neng Cantik : iya, tnyata aku pun termasuk yg mudah tertipu penampilan :D
@Ulyl : ehehe, tapi ga gak aik ah sekarang..pas ku telp si bos travel dah 'behave', pake boso kromo *sigh* malesin bgt

rheena said...

hihi risiko manajer muda...tapi hebatlah suami istri karirnya bagus semua ya mba ^^
salam kenap mba maya (pura-pura belum kenal)
* lagi blogwalking PJB bloggers niy :D

May said...

Hai Rina.. ijin ngelink ke Rheena's site ya :)

rheena said...

iya izin juga deh nginkin e bolg :D